Minggu, 19 Februari 2023

Informasi Produksi Gosei Sentai Dairanger

19 Februari 1993, Super Sentai ke-17 ini memulai episode perdananya. 


Motif Oriental Sebagai Kontras

Diciptakan untuk menanggapi popularitas video game genre fighting saat itu, karya ini menggunakan unsur oriental dari karakter hingga pandangan dunia untuk membedakan dari Kyoryu Sentai Zyuranger setahun sebelumnya, yang memiliki nuansa fantasi yang kuat. Tsuyoshi Nonaka yang saat itu masih di Bandai berspekulasi bahwa motif Tionghoa mungkin dipengaruhi oleh penyebaran budaya Tionghoa di Jepang, seperti penyebaran teh oolong pada tahun 1993.

Asal usul nama Dairanger terkadang dikatakan "dari kota Dailan di Cina" karena arti katanya dan unsur oriental yang disebutkan di atas, namun menurut staf, nama tersebut sebenarnya hanyalah penyusunan huruf Dai (besar) dan Ranger. Selain itu pada tahap perencanaan, usulan nama Chuka Sentai Chinaman dipertimbangkan, dan Tatsuya Nomi pemeran Daigo/Shishiranger menyebutkan bahwa nama pertamanya adalah Chinaman. Namun dalam Net-ban Superhero Taihen di tahun 2012, nama Chinaman dibantah dan dikatakan hanyalah rumor internet, dan juga diperkenalkan bahwa judul tentatif pada saat itu adalah Daikenger.

 

Penekanan Unsur Kung Fu & Arahan Acara

Dalam karya ini, kung fu yang digunakan oleh tokoh utama didasarkan pada kung fu Tiongkok yang sebenarnya, yang membedakannya dari karya-karya pendahulu. Kelima anggota juga ditetapkan sebagai master kung fu, dan tidak hanya tindakan mereka tetapi juga pose nama mereka didasarkan pada kung fu yang mereka gunakan. Semua suit actor setelah transformasi berpengalaman praktisi seni bela diri Cina. 


Dalam beberapa kasus, seperti adegan aksi antara Keiichi Wada (Ryo/Ryuranger) dan Takumi Hirose (Jin), para aktor yang memainkan peran pra-transformasi juga terlibat dalam penampilan yang menuntut fisik dan intens. Produser Atsushi Kaji dari TV Asahi telah menyatakan bahwa ada rasa persaingan dengan video game Street Fighter II yang populer saat itu.

Selain itu, Yoshiaki Kobayashi, yang menyutradarai episode pilot (episode 1-2) Dairanger, memiliki andil dalam perencanaan program. Efek serta pengaturan surealistik dan absurd, yang terlihat dalam serial Uchu Keiji dan serial lainnya, ditemukan sepanjang karya ini. Karena dimaksudkan sebagai program anak-anak, karya ini sebisa mungkin menghindari dialog penjelasan, dan bertujuan agar pemirsa memahami cerita melalui visual saja.


Kisah Lima Bintang Yang Bersinar Di Langit

Dalam karya ini, pendirian bahwa kelima anggota adalah karakter utama sangatlah penting, dan berbagai langkah diambil untuk menekankan hal ini. Yang paling penting adalah bahwa tidak ada pemimpin yang jelas, dan anggotanya digambarkan sebagai entitas paralel. Di saat yang sama, perlakuan warna merah dalam karya ini juga menyimpang dari "pemimpin absolut" dalam karya-karya pendahulu. Akibatnya di awal cerita dia adalah yang paling terlambat bergabung dalam tim di antara empat karakter laki-laki.


Dalam hal penceritaan, sikap tersebut ditegaskan dengan mengatur karakter yang terkait satu sama lain dari pertengahan hingga paruh kedua cerita, dan dengan menugaskan penulis naskah utama kepada setiap anggota untuk menjalankan sub-cerita. Selain itu, banyak dari ceritanya adalah dua episode lengkap, dan ada episode yang tidak memiliki pertempuran robot raksasa atau di mana tidak semua anggotanya berubah, dan lain-lain. Produser Kaji menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk melampaui Chojin Sentai Jetman dalam hal drama dan unsur yang tidak biasa.

Awalnya, Keisuke Tsuchiya akan memerankan Ryo/Ryuranger, sedangkan Keiichi Wada sebagai Kazu/Kirinranger. Tapi kemudian peran mereka saling ditukar menjadi yang kita kenal sekarang. Video dimana Tsuchiya dan Wada masih pada peran awal masing-masing ini bisa dilihat sebagai bonus pada DVD Super Sentai THE MOVIE VOL. 4 yang dirilis pada tahun 2003.


Para Binatang Roh

Setiap anggota Dairanger memiliki Kidenju, yaitu bentuk kehidupan anorganik raksasa yang lahir dari pemadatan kehendak dan energi Ibu Pertiwi. Melanjutkan dari Zyuranger dengan Shugoju yang mempelopori desain robot binatang yang lebih memukau, Kidenju memiliki Ryusei-Oh yaitu robot naga milik Ryuranger. Ryusei-Oh memiliki dua bentuk yaitu Kidenju (bentuk binatang) dan Kiden Bujin (bentuk humanoid).


Konsep Ryusei-Oh adalah naga panjang yang akan menjadi robot dengan melipat tubuhnya, dan transformasi termudah untuk membuat tubuhnya tampak lebih panjang adalah melebarkan kakinya. Miniatur versi Kidenju memiliki gimmick bergerak bermotor bawaan, yang digunakan dalam kombinasi dengan manipulasi untuk mengekspresikan gerakan naga. Sutradara Kobayashi sangat menyukai adegan ini sehingga dia mengubah rencana awalnya dan menggunakan gambar Ryusei-Oh di bagian atas adegan pembukaan. Versi Kiden Bujin juga menggunakan miniatur artikulasi untuk melompat dan aksi lainnya, dan sebuah motor dipasang pada boneka itu agar pergelangan tangannya bisa berputar.

Keempat Kidenju lainnya dapat bergabung menjadi Tenku Kiden. Sesuai dengan motif oriental dalam karya ini, Kiden Bujin Ryusei-Oh memiliki motif pada kening seperti mahkota Sun Gokong, dan Tenku Kiden berdasarkan Kinton yaitu awan yang dikendarai oleh si kera sakti tersebut. Sama seperti pada Zyuranger, penjualan mainan awalnya dipisah antara Ryusei-Oh dan Tenku Kiden, tapi nantinya dijual bersamaan sebagai Gosei Gattai DX Dairen-Oh ketika kombinasi kelimanya sudah muncul.

Selain para Kidenju milik Dairanger, nantinya juga muncul Daijinryu, yaitu naga raksasa yang ukurannya berkali-kali lipat dari para Kidenju, dan tidak memihak kepada pihak baik maupun jahat. Meski bukan kekuatan baru atau rekan para Sentai, Daijinryu dijadikan mainan di akhir serial. DX Daijinryu yang dirilis oleh Bandai memiliki panjang 740 mm dalam bentuk menaik dan tinggi 450 mm dalam bentuk Ryujin tegak, menjadikannya salah satu mainan DX terbesar dalam seri Sentai berturut-turut. Awalnya Daijinryu direncanakan untuk berubah menjadi robot humanoid seperti Ryusei-Oh, atau sebagai bentuk penambahan untuk Ryusei-Oh, tetapi tidak terjadi karena perubahan pengaturan.


Suku Masa Lampau Sebagai Antagonis

Gorma Zoku (Suku Gorma) adalah salah satu dari tiga suku yang membentuk Kekaisaran Daos, yang berkembang di pedalaman Tiongkok setelah dihidupkan kembali setelah 6.000 tahun. Mereka menyembah dewa jahat Gorma dan mampu memanipulasi kekuatan iblis. Ada dua faksi: kelompok garis keras, yang berencana mendikte kekaisaran dengan klan mereka sendiri, dan kelompok moderat, yang menentang kediktatoran. Produser Kaji menggambarkan konsep Gorma sebagai Jepang yang menyimpang yang disaring melalui mata orang asing.

Gorma Ke-15, yaitu pemimpin suku ini, desainnya didasarkan pada kostum opera atas permintaan sutradara Kobayashi. Para monster Gorma desainnya disatukan oleh keinginan sutradara Kobayashi untuk "ketakutan surrealistik" dan "penampilan ramping berdasarkan celana ketat di bagian bawah tubuh". Selain itu, karena alasan anggaran dan tindakan, Toei meminta kembali ke desain sederhana seperti pada masa Himitsu Sentai Goranger. Tamotsu Shinohara, yang bertanggung jawab atas desain, menambah volume pada tubuh bagian atas untuk menyaingi robot yang disempurnakan.


Karya Perayaan 15 Tahun Super Sentai

Dairanger juga sekaligus dibuat dalam rangka merayakan Super Sentai yang telah memasuki tahun yang ke-15. Pada saat itu, Super Sentai dianggap dimulai oleh Battle Fever J pada tahun 1979, sementara Goranger dan JAKQ Dengekitai tidak dihitung karena Super Sentai sudah lepas dari keterlibatan Shotaro Ishinomori sejak Battle Fever. Namun dua tahun kemudian pada tahun 1995, dirayakan 20 tahun sejak dimulainya Super Sentai oleh Goranger. Sejak itu perlakuan kepada Goranger dan JAKQ tetap ambigu hingga pada tahun 2000 yang secara resmi memasukkan keduanya sebagai Super Sentai pada episode spesial mereka.

Logo 15 tahun pada buku
Super Sentai Chozenshu 15 Sentai Special.

Pada saat yang sama, sempat digunakan nama Cho Seiki Zen Sentai diperkenalkan untuk menyertakan Goranger dan JAKQ, dan digunakan dalam buku Kodansha yang diterbitkan pada saat pembahasan yang berhubungan dengan seri Goranger. Nama ini menjadi nama resmi Toei untuk karya Sentai selanjutnya di tahun 1994, namun tidak mengakar sampai lama.


Evaluasi

Secara komersial, penjualan sebesar 9,3 miliar yen, melampaui penjualan Zyuranger sebelumnya. Namun, ada juga sejumlah besar stok surplus yang beredar, dan Zyuranger diterima dengan lebih baik di industri mainan. Selain itu, produk terkait selain mainan juga laris manis, dan ukuran pasar dari karya ini adalah 13,7 miliar yen, 125% dari Zyuranger.

Para pemeran Dairanger masih berhubungan dekat bertahun-tahun pasca serialnya tamat. Mulai dari sesi foto dan wawancara kelima Dairanger dengan majalah Toei Hero Max pada tahun 2003. Lalu pada tahun 2017, dirilis Super Sentai Artisan Aura Changer dan Kiba Changer, yang mengumpulkan kelima Dairanger dan pengisi suara Byakko Shinken untuk merekam berbagai dialog baru dan fitur lainnya yang tidak ada pada versi DX tahun 1993.

Pada acara Sakurai-Ariyoshi THE Yakai yang tayang di TBS pada tanggal 28 September 2017, kelima anggota Dairanger (kostum, bukan pra-transformasi) tampil sebagai kejutan saat pertemuan palsu dengan aktris Kasumi Arimura, yang menyatakan bahwa Dairanger adalah karya favoritnya.



Sumber

  • https://ja.wikipedia.org/wiki/%E4%BA%94%E6%98%9F%E6%88%A6%E9%9A%8A%E3%83%80%E3%82%A4%E3%83%AC%E3%83%B3%E3%82%B8%E3%83%A3%E3%83%BC
  • https://twitter.com/sentai_official/status/1627072996098871296

Tidak ada komentar:

Posting Komentar