8 April 1977, Super Sentai ke-2 ini memulai episode perdananya.
Kelanjutan Konsep Pasukan Warna-Warni
Himitsu Sentai Goranger terbukti populer sejak pertama kali tayang. Tapi setelah tayang selama dua tahun, karya baru mulai diproduksi untuk mengembangkan merchandise baru dan mencegah kebosanan jika Goranger diteruskan lebih lama lagi. Beberapa nama seperti Kagaku Tokusoutai Borg Hunter dan Dengeki Sentai Gross Bonger diusulkan pada tahap rencana, sebelum akhirnya menjadi JAKQ Dengekitai. Nama akhir ini berdasarkan penyusunan huruf J-A-K-Q untuk menekankan citra permainan kartu.
Motif Permainan Kartu & Cyborg
JAKQ masih mewarisi konsep pahlawan berkelompok dengan warna masing-masing seperti Goranger, tapi jumlah anggotanya menjadi empat orang berdasarkan motif permainan kartu, sebagai pembeda dari pendahulunya. JAKQ juga menampilkan unsur mekanik yang lebih kental dimana keempatnya adalah cyborg (manusia setengah mesin). Unsur mekanik juga terlihat dari masing-masing anggota memiliki kendaraan sendiri (3 mobil 1 motor), sebagai tanggapan dari demam supercar pada saat itu.
Kostum JAKQ memiliki beberapa perbedaan antara saat sesi foto di bulan Januari 1977 dengan hasil akhir. Bisa dilihat dari gambar diatas, mata topeng Dia Jack berwarna merah, mata Clover King biru, lengan baju warna perak, lalu emblem huruf dan gesper sabuk yang berbeda. Bahkan dalam tahap rencana, Spade Ace awalnya akan berwarna biru dan Dia Jack berwarna merah, yang akhirnya ditukar.
Karakterisasi tokoh komandan yaitu Daisuke Kujirai alias Joker sudah ditekankan sejak tahap rencana, bahkan gambar desain sudah dibuat bersama keempat anggota JAKQ. Kujirai adalah peran reguler pertama aktor Hiroshi Tanaka di acara anak-anak, dan beliau kagum dengan kostumnya yang mencolok, tapi khawatir apakah bisa menangani perannya itu sendiri. Namun, Tanaka menjadi percaya diri dengan tetap berpegang pada citra "ayah bermartabat" yang disampaikan kepadanya oleh produser Susumu Yoshikawa, dan juga karena anaknya sendiri senang melihat beliau tampil disini.
Penekanan Aksi Spionase
JAKQ menekankan pentingnya drama sebagai antitesis dari karya sebelumnya. Dari segi drama, tujuannya adalah untuk mengembangkan elemen aksi spionase yang tidak sepenuhnya hadir dalam paruh pertama Goranger, untuk menggambarkan investigasi kejahatan yang lebih realistis. Tujuan lainnya adalah menarik perhatian penonton di luar aspek aksi dengan menggambarkan citra manusia dari protagonis.
Shozo Uehara sebagai penulis utama mengatakan beliau menekankan sifat menegangkan dari karya seperti Key Hunter. Uehara berusaha keras untuk tidak menjadikan JAKQ sebagai "Goranger kedua." Koreografi aksi kembali dilakukan oleh Japan Action Club yang melanjutkan dari paruh kedua Goranger. Aksinya banyak menggunakan trampolin, gerakan cepat dan kesadaran kamera, gerakan tim yang terkontrol, semuanya menjadi basis untuk karya-karya selanjutnya.
Perubahan Arahan Dengan Pahlawan Baru
Rating penonton mencapai kisaran 20 persen pada awal penayangan, tapi kemudian menurun secara bertahap. Beberapa cara dilakukan untuk memperkuat acara, dimulai dari menambah penampilan tokoh anak-anak. Shozo Uehara mengatakan ceritanya secara alami menjadi lebih serius karena tokoh utamanya adalah cyborg, yang memiliki nuansa gelap yang tidak dapat dijelaskan. Produser Yoshikawa juga menyebutkan lagu temanya dimaksudkan sebagai antitesis dari Goranger, tapi ceritanya tidak seserius paruh pertama pendahulunya tersebut.
Ishimori Productions mengusulkan ide "Time Fighter no Nazo" (Misteri Pejuang Waktu), menceritakan Page One dari masa depan yang datang untuk mengejar Emperian, penjahat masa depan dibalik organisasi CRIME. Page One akan menjelajahi waktu dengan mesin waktu bersama JAKQ untuk menghancurkan konspirasi jahat. Ide ini kemudian ditolak karena berbeda dari pandangan dunia karya ini.
Atas usulan produser Yoshiaki Koizumi dari TV Asahi yang baru bergabung mulai dari episode 21, tokoh baru yaitu Sokichi Banba/Big One dibuat. Hiroshi Miyauchi yang sebelumnya memerankan Akira Shinmei/Aoranger di Goranger, direkrut sebagai komandan Banba menggantikan Kujirai mulai dari episode 23. Kostumnya serba putih dan sedikit merah untuk membedakan dari Kujirai yang serba kuning, sekaligus menampilkan gaya unik Miyauchi. Pada wawancara di lain waktu, Yoshinori Watanabe, pimpinan Divisi Televisi Toei, menyatakan bahwa prinsip pahlawan adalah "satu, tiga, atau lima," dan mengingat bahwa JAKQ tidak cocok dengan empat pahlawan.
Miyauchi saat itu juga sedang memerankan tokoh utama Kaiketsu Zubat. Awalnya dia mengira peran Banba hanya komandan biasa yang memberi perintah dari markas, dan dia terkejut karena perannya juga melakukan transformasi. Pada adegan pembuka yang baru sejak kemunculan Big One, hanya namanya yang ditulis dengan warna merah agar tidak menabrak warna putih kostumnya.
Tanggapan Perubahan & Penampilan Lainnya
Melanjutkan dari atas, perubahan juga dilakukan pada visual lagu pembuka dan penutup, lalu eyecatch (gambar setiap jeda iklan) juga dibuat baru. Sayangnya usaha-usaha ini tidak meningkatkan jumlah penonton, dan JAKQ akhirnya selesai dengan 35 episode, menjadikannya sebagai Sentai utama dengan jumlah episode terpendek sampai saat ini. Dua episode terakhirnya ini mengembalikan nuansa serius seperti episode awal-awal.
Empat anggota JAKQ sempat tampil pada 5 Nen 3 Kumi Mahougumi episode 22 yang tayang pada 16 Mei 1977. Mereka hanya tampil sebagai atraksi sulap Penyihir Belbara (diperankan oleh Machiko Soga sebelum berperan di Super Sentai) yang mengubah kartu menjadi kostum atraksi. JAKQ disini bukan tokoh yang sama dengan aslinya.
Setahun kemudian pada 18 Maret 1978, film layar lebar JAKQ Dengekitai VS Goranger mulai tayang di bioskop Jepang. Ini adalah crossover pertama dalam Super Sentai, meski Goranger disini hanya menampilkan Peggy Matsuyama/Momoranger di luar transformasi, Aoranger dan Kiranger dengan pengisi suara asli, dan Akaranger dan Midoranger menggabungkan rekaman suara asli dan pengganti.
Sumber:
- https://ja.wikipedia.org/wiki/%E3%82%B8%E3%83%A3%E3%83%83%E3%82%AB%E3%83%BC%E9%9B%BB%E6%92%83%E9%9A%8A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar