Rabu, 02 Oktober 2024

Informasi Produksi Ultraman Nexus

2 Oktober 2004, serial Ultra ke-18 ini memulai episode perdananya. 


Proyek Multimedia Sang Raksasa Perak

Pada tahun 2004, Tsuburaya Productions (TsuPro) membuat proyek multimedia dengan nama ULTRA N PROJECT. Proyek ini diwakili oleh tiga Ultraman dengan media masing-masing, yaitu Ultraman Noa yang awalnya hanya muncul pada acara panggung resmi, ULTRAMAN yang nantinya juga disebut Ultraman The Next sebagai film layar lebar, dan Nexus sebagai serial televisi. Setiap proyek membawa nuansa baru pada serial Ultraman baik secara cerita maupun desain, namun kali ini yang terutama akan dibahas adalah Nexus, yang menjadi proyek terpanjang diantara ketiganya.

Nexus menjadi kerjasama antara TsuPro dengan Dentsu dan Chubu-Nippon Broadcasting Co., Ltd (CBC), dimana kerjasama ini kemudian masih berlanjut ke dua karya Ultra berikutnya. Setahun sebelumnya, Dentsu dan CBC juga terlibat dalam tokusatsu yaitu Bishojo Senshi Sailor Moon bersama Toei. Seminggu setelah Sailor Moon tamat, Nexus langsung menggantikannya di slot penayangan yang sama, sehingga menjadi sesuatu yang jarang dimana tokusatsu Toei dan TsuPro bekerjasama dengan perusahaan yang sama dan tayang di jam yang sama pula. Karena slot penayangan ini juga, Nexus menjadi serial Ultraman pertama yang tayang di pagi hari.


"Hubungan" Sebagai Konsep Utama

Hiroyasu Shibuya menjadi produser dalam karya ini setelah pertama kali terlibat dalam Ultraman Cosmos. Beliau mengatakan bahwa Ultraman sebagai karakter itu kuat sekaligus baik hati, dimana Cosmos lebih menekankan pada kebaikan hatinya, sehingga kali ini Nexus menekankan pada kekuatannya sebagai kontras. Cosmos memiliki tema "kalau kamu percaya, maka akan terwujud," tapi kemudian Shibuya mengatakan di dunia nyata kalian akan menghadapi banyak masa sulit. Jadi ketika anak yang menonton Cosmos mulai tumbuh, beliau ingin menyampaikan pesan baru untuk serial berikutnya, yaitu akan selalu ada masa sulit dan sedih tapi janganlah menyerah dan hilang harapan.

Sebelum menjadi Nexus yang dikenal sekarang, Shibuya dan penulis Keiichi Hasegawa merencanakan sebuah proyek yang disebut Ultraman Cross. Meski Hasegawa tidak banyak mengingat idenya semasa Cross, satu hal yang sama adalah konsep "hubungan." Idenya adalah kesulitan dapat dilampaui melalui hubungan dengan satu sama lain, yang digambarkan melalui konsep pewarisan cahaya Ultraman, dalam artian inang manusia yang berganti-ganti. Hasegawa juga menyebutkan pergantian tokoh utama dalam manga JoJo's Bizzare Adventure turut menjadi inspirasi, bahkan rencana awalnya akan ada pergantian orang yang berubah menjadi Ultraman dalam setiap musim atau setiap sekitar 12 sampai 13 episode sekali.

Shibuya mengatakan konsep pewarisan cahaya Ultraman ini didasarkan pada bagaimana dia mewarisi serial ini dari para staf yang memelopori serial Ultra. Dia juga mengingat masa mudanya di Chigasaki, Kanagawa, dimana terdapat lomba lari estafet Hakone yang populer pada waktu tahun baru Jepang, dan menggunakan citra tersebut pada Ultraman. Dari sini Shibuya mengembangkan ide bersama Hasegawa mengenai tim dimana tidak ada yang tahu siapa yang akan menjadi Ultraman berikutnya.


Cerita Terus Menyambung Di Setiap Episode

Karena mayoritas episode Ultraman berdiri sendiri, para sutradara dan penulis tidak selalu berkumpul untuk berdiskusi keseluruhan serialnya. Hasegawa mengingat semasa Ultraman Tiga dan Dyna para penulis hampir tidak pernah bertemu satu sama lain. Namun ketika produksi Ultraman Gaia, Chiaki Konaka sebagai penulis utamanya membawa sistem rapat para staf kepada proses produksi Ultraman yang dia pelajari ketika menulis untuk anime. Sistem rapat ini sempat hilang pada Cosmos dan dikembalikan lagi pada Nexus.

Diskusi bersama harus dilakukan karena Nexus menggunakan cerita yang terus bersambung setiap episode. Cerita bersambung belum pernah dilakukan pada serial Ultraman, bahkan Gaia masih ada rasa tradisional cerita mingguan dengan cerita yang lebih besar perlahan muncul. Produser Shibuya menyebutkan anime sebagai salah satu budaya pop terbesar di Jepang dan misteri dalam film horor Jepang (J-Horror) yang sedang populer di seluruh dunia menjadi beberapa aspek yang dia masukkan ke dalam Nexus.

Meski trilogi TDG dipuji karena skala produksinya, produksi semasa itu menggunakan anggaran yang tidak sedikit. Pengurangan anggaran mulai dilakukan semasa Cosmos, dan semakin rendah pada Nexus. Hasegawa menyayangkan beberapa kostum monster yang terlihat masih bisa digunakan sudah langsung dihancurkan pada satu episode itu saja di era TDG. Karena itu konsep cerita bersambung sekaligus bisa membuat mereka berhemat anggaran, salah satunya menggunakan satu monster sampai sekitar 4 episode.


Penekanan CG & Penghematan Dalam Perfilman

Meski sudah dilakukan pada beberapa seri Ultra sebelumnya, Nexus memiliki peningkatan pada grafis komputer (CG). Ichiro Itano, animator yang dikenal lewat anime bertema robot yaitu Gundam, Macross dan lain-lain, mengerjakan CG ketika Ultraman bergerak lebih dinamis seperti adegan terbang. Penyebab dimaksimalkannya CG pada Nexus adalah seperti yang sudah dibahas sebelumnya; karena anggaran serial ini lebih rendah dari serial-serial sebelumnya, dimana menggunakan beberapa teknik tokusatsu tradisional menjadi terlalu mahal. 

Cara lain yang dilakukan untuk penghematan anggaran adalah membuat konsep Meta Field. Mayoritas adegan pertarungan raksasa antara Ultraman dan Space Beast menggunakan latar yang sama untuk menghemat anggaran tanpa perlu terlalu menghancurkan objek seperti miniatur gedung. Karena Nexus menggunakan konsep cerita bersambung, para staf tidak perlu terlalu sering membuat kostum dan miniatur untuk sekali pakai seperti pada produksi Ultraman terdahulu.


Tokoh Utama Bukan Ultraman

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, konsep inang manusia Ultraman kali ini yang disebut Dunamist seperti estafet atau bergantian. Tapi bukan berarti tokoh utamanya terus berganti, karena diciptakan tokoh utama manusia biasa yaitu Kazuki Komon, yang menjadi "jangkar" dalam cerita karena dia akan selalu menjadi orang yang dekat para Dunamist. Komon masih merupakan anggota pasukan khusus yang dinamakan Night Raider, sedangkan para Dunamist memiliki latar belakangnya masing-masing sebelum menjadi Ultraman dan tidak pernah bergabung dengan pasukan. Konsep "Ultraman yang identitasnya bukan bagian dari pasukan khusus" sudah berkali-kali menjadi ide dan baru terealisasikan sekarang.

Ketika melakukan audisi untuk peran Kazuki Komon, para aktor yang diaudisi diminta menjelaskan apakah pahlawan itu menurut mereka masing-masing. Takuji Kawakubo menjawab; "Sebuah kerinduan. Yang kamu inginkan dirimu sendiri untuk menjadi sesuatu." Produser Shibuya mengatakan Kawakubo menjawabnya dengan mata bersinar seperti pada episode terakhir. Karena ini juga Komon dibuat berubah wujud pada akhirnya, dan pemirsa melihat perkembangannya sepanjang cerita.

Karena Ultraman bukan tokoh utama, episode pertama serial ini diproduksi tanpa Ultraman dengan tujuan untuk meningkatkan ekspektasi pemirsa. Namun, Hideaki Tsuburaya yang saat itu menjabat sebagai direktur TsuPro, melihat pratinjau internal serial tersebut, membujuk tim produksi untuk hanya menampilkan siluet dalam satu adegan.


Perubahan Wujud Berdasarkan Fase Kehidupan

Hiroshi Maruyama masih menjadi desainer sang Ultraman sejak era TDG. Beliau menyebutkan motif desain Nexus adalah “Jepang.” Kepalanya terinspirasi oleh kabuto (jenis helm prajurit Jepang di masa lampau), pelindung dada dan bahu adalah kamishimo, badannya dari baju zirah Jepang, dan garis-garis hitam pada badan adalah goresan kaligrafi.

Wujud dasar Nexus disebut Anphans, yang berasal dari kata enfance, yaitu masa kecil dalam bahasa Perancis. Dengan warna dominan abu-abu, Nexus Anphans dibuat seakan-akan memiliki gender yang netral, karena penggunanya bisa pria maupun wanita. Tahap berikutnya disebut Junis, yang namanya berarti masa dewasa dalam bahasa Perancis. Motif desain Junis adalah hakama yang dikenakan oleh samurai berperingkat tinggi, dan ada pelindung seperti pelat pada pundaknya seperti pada baju zirah.

Setelah pergantian Dunamist dari Jun Himeya ke Ren Senjyu, wujud Junis untuk Ren disebut Junis Blue. Sekilas tidak terlalu berbeda dari Junis selain pergantian warna dari merah ke biru, tapi ada beberapa perbedaan corak pada tubuhnya. Pada draf awal, Hasegawa memikirkan citra anak nakal, sehingga pada draf kedua disisipkan citra seperti tato fesyen. Sebelum menjadi biru, warna jingga juga sempat dipertimbangkan.


Kesulitan Dalam Produksi

Alur cerita Nexus keras, serius, dan suram, tak tertandingi dalam seri Ultraman lainnya. Kazuya Konaka, yang menyutradarai episode pertama dan episode lainnya, menulis dalam memorandum yang disusun untuk rapat dengan sutradara lain selama tahap persiapan bahwa ia ingin menganggapnya sebagai jam 31:30 pagi, yang bisa diartikan sebagai suram secara psikologis. Namun, situasi tersebut juga menyebabkan kritik di surat kabar Asahi Shimbun untuk beberapa adegan, seperti "sejumlah besar gambar menyeramkan dipajang di kamar kekasih karakter utama," dan "seorang gadis muda yang orang tuanya terbunuh dan tubuhnya dimanipulasi dan ditangkap oleh monster."


Karena rating rendah dari trilogi TDG dan Cosmos dan kerugian yang terus berlanjut, anggaran untuk karya ini dikurangi dari lebih dari 30 juta per episode menjadi sekitar 10 juta per episode. Set panggung yang sama digunakan terus menerus, satu monster muncul dalam dua hingga empat episode, kostum monster yang ada dipotong dan ditempel untuk membuat monster baru, dan perubahan lainnya dilakukan. Jumlah miniatur bangunan dan struktur lainnya dikurangi sekaligus, lalu penggunaan CG sebagai pengganti miniatur gedung dan struktur lain tidak disukai penonton, yang mengatakan hal itu “berbeda dari pandangan dunia dalam serial tersebut."

Meskipun ratingnya berada di kisaran 5% untuk episode pertama, ratingnya anjlok ke kisaran 2 sampai 3% setelah itu, dengan beberapa episode di kisaran 1%. Salah satu alasan rendahnya rating pemirsa adalah karena program tersebut disiarkan di slot waktu pagi yang berbeda dari sebelumnya, dimana Sabtu pagi lebih cocok untuk anak usia sangat muda, dan anak yang sedikit lebih tua biasanya baru bisa menonton pada Minggu pagi. Bersamaan dengan rating pemirsa yang rendah, penjualan produk terkait juga buruk, dan banyak pengecer mainan melaporkan penjualan yang buruk selama musim penjualan akhir tahun 2004.


Penyelesaian Serial Lebih Awal Dari Rencana

Selain rating pemirsa dan penjualan yang buruk, pada saat produksi dipastikan bahwa slot TBS hari Sabtu pukul 7:30 akan menjadi program informasi harian mulai April 2006, dan sulit bagi TsuPro, yang ingin memproduksi karya lain, untuk membuat program dua bagian setelah Nexus ditayangkan selama satu tahun. Jadwal asli sekitar 50 episode dipersingkat menjadi 37 episode karena perencana acara ingin menjadikan karya berikutnya yaitu Ultraman Max sebagai klimaks bersamaan dengan Ultraman Festival, dan dimulainya siaran harus bertepatan dengan periode liburan musim panas saat festival tersebut diadakan.

Produser Shibuya tidak mengubah arahan aslinya berdasarkan keyakinannya bahwa "perubahan arah adalah tindakan pengkhianatan terhadap pemirsa." Hasegawa bersaksi bahwa keputusan dibuat untuk memperpendek periode siaran adalah tepat sebelum mulai syuting babak keempat serial, yang ditulis oleh Sadayuki Murai dan disutradarai oleh Yuichi Abe. Hasegawa kemudian berkata dalam sebuah wawancara di kemudian hari, “Mengenai arahannya, saya ingin menggabungkan dunia Devilman dengan dunia Ultraman, karena saya menulis Devilman Lady bersama Chiaki Konaka dan timnya sekitar waktu itu. Karya sebelumnya yaitu Cosmos adalah tentang perlindungan monster, jadi saya ingin melihat lagi monster dan Ultraman sebagai objek ketakutan, bukan empati. Dalam Tiga, saya menunjukkan bahwa kekuatan manusia adalah kekuatan Ultraman. Itulah jawaban bagi kita yang tumbuh bersama Ultraman. Dalam Nexus, saya ingin menggambarkan campuran ketidakmurnian yang mengarah ke titik itu."

Kazuya Konaka terakhir kali menyutradari Nexus pada awal cerita Ren, lalu beliau mulai mengerjakan film layar lebar ULTRAMAN 2: Requiem, yang akhirnya tidak jadi dibuat dan anggarannya berpindah ke film Ultraman Mebius & Ultra Kyodai. Sutradara Yuichi Abe yang mengerjakan episode terakhirnya masih merasa terlalu cepat untuk memasukkan banyak materi dalam satu episode, begitu juga kata penulis Hasegawa yang berharap minimal ada tambahan satu episode lagi. Episode terakhir Nexus merupakan gabungan dari tiga episode menjadi satu. Jika Nexus tetap tayang setahun penuh, salah satu rencananya adalah Nagi Saijyo terlempar ke masa lalu dan terungkap kalau dia adalah orang yang menolong Komon semasa kecil yang hampir hanyut, lalu rencana tersebut menjadi inspirasi adegan Komon yang menarik Nagi dari kegelapan agar tidak menyerah di episode terakhir.


Pengaruh Di Kemudian Hari

Meski beragam kesulitan dihadapi dalam produksi, Nexus masih menjadi salah satu serial favorit di kemudian hari. Segala halangan tidak membuat produser Shibuya mengubah suasana serialnya, karena dia juga memiliki tujuan agar serial ini akan dinikmati nantinya oleh anak-anak yang sudah bertumbuh. Hasegawa sering mendapat pesan seperti "saya menontonnya saat SD" dan "saya menyukainya" mengenai Nexus yang membuatnya senang. Para aktor Nexus kemudian masih sering kembali di serial Ultraman penerusnya.


Lagu pembuka pertama Nexus yaitu Eiyuu yang dinyanyikan oleh doa tergolong populer di masanya. Lucunya, banyak orang yang tidak tahu kalau lagu tersebut adalah lagu Ultraman, dan sering digunakan pada video remix dengan anime dan sebagainya. Pada salah satu acara April Mop oleh TsuPro yang disebut M7Hachi (parodi dari Mixi), Nexus muncul pada acara tersebut dan sempat berkata, "Tolong jangan lupa kalau Eiyuu adalah lagu Nexus."

Sebagai penutup, ada sebuah pesan dari produser Shibuya pada diskusi bersama staf Nexus dalam rangka 10 tahunan di tahun 2014 lalu pada kanal Youtube CHO Japan:

"Tema utama Nexus adalah "hubungan" dimana semua orang di seluruh dunia dapat mengerti hal tersebut. Kami harap semua orang bisa menonton dan menikmatinya. Setiap orang terhubung meski anda tidak tahu siapa dan dimana mereka berada. Aksi anda mungkin akan berguna untuk seseorang yang tidak pernah anda tahu." 

"Konsep Nexus lainnya adalah untuk tidak pernah menyerah. Ultraman adalah superhero, tapi Komon adalah orang biasa yang kami namakan berdasarkan "common sense," dan orang biasa ini menjadi superhero pada akhirnya. Seorang pahlawan itu lebih dari manusia, tapi tetaplah manusia. Saya harap anda memikirkannya dan menikmati acara kami. Terima kasih."



Sumber

  • https://hicbc.com/tv/nexus/
  • https://m-78.jp/videoworks/ultraman_nexus/
  • "Ultraman Nexus - Origins, Production, Memories (SciFi JAPAN TV #28, 30, 33)" - CHO Japan @ Youtube
  • https://x.com/kawakubotakuji/status/1841265433288315233
  • https://ja.wikipedia.org/wiki/%E3%82%A6%E3%83%AB%E3%83%88%E3%83%A9%E3%83%9E%E3%83%B3%E3%83%8D%E3%82%AF%E3%82%B5%E3%82%B9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar