2 Oktober 2004, karya kedua dari trilogi Chouseishin Series ini memulai episode perdananya.
Karya Kedua Para Dewa Bintang Super
Selepas selesainya Chouseishin Gransazer, serial berikutnya dari waralaba henshin hero produksi Toho ini sudah langsung dimulai. Pada masa perencanaan karya kedua, judul tentatifnya adalah Astriser, dimana kemudian nama itu masih disebut pada beberapa draf persiapan. Karena Gransazer dan serial "saingan" yaitu Bishojo Senshi Sailor Moon produksi Toei yang tayang di TBS tamat di hari yang sama, tanggal tayang perdana Justiriser seminggu kemudian yaitu 2 Oktober 2004 kembali bertabrakan dengan tokusatsu Tsuburaya Productions yaitu Ultraman Nexus. Nexus tayang pukul 7:30 (5:30 WIB) di TBS dan Justiriser pukul 9:00 (7:00 WIB) di TV Tokyo sehingga jam tayang tidak bertabrakan.
Penekanan Pada Unsur Jepang
Sebagai kontras dari Gransazer yang menggunakan unsur 12 zodiak dari Yunani kuno, Justiriser menekankan unsur Jepang baik secara gamblang maupun agak tersembunyi. Tema antariksa tentunya masih digunakan, sesuai kata Seishin (Dewa Bintang) yang masih digunakan pada judul sekaligus sebutan para robot dalam karya ini. Unsur Jepang digunakan karena produser Akira Funada menyukai periode Sengoku dan ingin memasukkan unsur-unsur seperti ninja dan pedang. Awal mula kisah Justiriser adalah perang luar angkasa yang terjadi bersamaan dengan periode Sengoku di Jepang.
Alat transformasinya bukan lagi Knuckle-Riser seperti Gransazer, tapi benda genggam yang disebut In-Loader. Benda ini berdasarkan inro, yaitu wadah tradisional Jepang untuk membawa objek kecil, bahkan penyebutan namanya menjadi plesetan dari nama benda ini (inro da). Peletakan In-Loader pada dada kiri masing-masing Justiriser menyerupai orang yang menyisipkan inro pada kimono yang dikenakan. Pada catatan rencana, teriakan transformasinya adalah "Yoroisou" yang masih kental dengan unsur Jepang, tapi kemudian kembali menggunakan "Souchaku" seperti Gransazer.
Pembatasan Menjadi Tiga Anggota
Salah satu yang paling mencolok dari Justiriser dibandingkan pendahulunya adalah jumlah anggota yang terbatas menjadi tiga orang dengan warna masing-masing. Bukan lagi beberapa grup yang anggota masing-masingnya menggunakan pola warna senada, sehingga kali ini sekilas menjadi tak jauh berbeda dari Super Sentai karya Toei. Hal ini dilakukan karena jumlah 12 orang Gransazer terlalu banyak, dan pada rencana awal, sempat ada rencana untuk tidak menggunakan anggota wanita lagi, maupun rencana jumlah anggota yang hanya ada dua. Ciri lain dari karya ini adalah tokoh utamanya merupakan gabungan dari dua orang murid SMA dan seorang mahasiswa, dan berbeda dengan karya sebelumnya yang hampir hanya berfokus pada pertempuran melawan pihak musuh, cerita ini lebih menggambarkan kehidupan sehari-hari dan hubungan pertemanan serta keluarga dari tokoh utamanya.
Para Justiriser adalah Shouta Date/Riser Glen, Yuka Sanada/Riser Kageri dan Shinya Hiraga/Riser Gant. Mendengar nama masing-masing, nama mereka memang terinspirasi dari tokoh-tokoh bersejarah di Jepang yaitu Masamune Date, Yukimura Sanada dan Gennai Hiraga. Masih menggunakan unsur Jepang, motif desain Glen, Kageri dan Gant secara berurutan adalah armor samurai, kunoichi, dan yamabushi. Di balik layar, topeng Justiriser memiliki struktur jala untuk bagian pelindung mata, yang biasanya terbuat dari bahan plastik, atas saran Fuyuki Shinada yang bertanggung jawab atas pemodelan khusus, untuk memastikan visibilitas dan ventilasi bagi suit actor.
Para Dewa Bintang Bayangan
Robot raksasa yang pertama muncul adalah Genseiju Riseross. Motif desainnya adalah Mechagodzilla/Kiryu pada sebagian besar tubuhnya, dan Gigan pada wajah. Awalnya hanya Kiryu yang akan menjadi citra desainnya, tapi kemudian sutradara efek khusus Koichi Kawakita mengusulkan untuk menambah unsur Gigan pada wajah dan juga gergaji berputar pada perutnya. Kokpit Riseross dibuat lebih luas dari Chouseishin karena akan diisi oleh ketiga Justiriser.
Setiap Justiriser memiliki robot personal yang disebut Seishinju tapi mereka tidak dikendalikan dari kokpit seperti para Chouseishin. Motifnya berdasarkan Shi Shin (Empat Dewa), tapi warna Seiryu (Naga Biru) dan Byakko (Macan Putih) ditukar. Masing-masing Seishinju dapat bergabung dengan Riseross untuk membentuk Genseishin sesuai masing-masing Justiriser. Robot gabungan awalnya tidak akan bermotif hewan, namun untuk memberikan kesamaan pada waralaba ini, maka motifnya menjadi hewan seperti pada karya sebelumnya.
Rival yang Menjadi Rekan
Justiriser tidak memiliki anggota tambahan setelah ketiga anggota awal, lalu Riser Shirogane lebih seperti penggabungan kekuatan ketiganya meski mewakili simbol keempat yaitu Seiryu. Pada pertengahan cerita, muncul Demon Knight yang awalnya melawan Justiriser. Dengan nama samaran Shiro Jinno, dia berubah menjadi Demon Knight dengan desain yang menyerupai ksatria Barat sebagai kontras dari unsur Jepang Justiriser. Pada rencana awal, samarannya adalah Mamoru Tendo, kakak Mio Tendo yang telah lama hilang.
Konsep rival yang menjadi rekan ini mengingatkan akan Impactor Logia di Gransazer tapi dikembangkan lebih luas. Action figure turut dibuat dengan skala yang sama dengan para Justiriser. Bedanya tidak ada robot raksasa tersendiri karena Genseiju Ryuto dipakai bergantian antara Shirogane atau Demon Knight.
Kemunculan Dalam Video Game
Sama seperti Gransazer, Konami masih terlibat dalam produksi mainan untuk karya ini. Bedanya kali ini mereka tak hanya membuat mainan saja tapi juga video game, karena kodratnya Konami adalah perusahaan game. Sejak konferensi pers sebelum karya ini tayang, Konami sudah mengumumkan dua video game untuk sistem berbeda. Game pertama adalah sebuah 2D side-scrolling action untuk Game Boy Advance (GBA) yang dirilis pada bulan Desember 2004.
Game kedua adalah sebuah 3D fighting untuk Playstation 2 (PS2) direncanakan rilis pada tahun 2005. Pada konferensi pers ditampilkan gameplay dari versi PS2 ini yang menampilkan Riser Glen melawan Zacoal, lalu juga ada Ken Riser yang menandakan pertarungan raksasa. Sayangnya, perilisan versi PS2 ini batal tanpa pengumuman dan tidak jelas alasannya. Karena tidak pernah dirilis, hanya tersisa gambar-gambar dari konferensi pers.
Pasca Tayang
Selepas tamat, Justiriser langsung dilanjutkan dengan karya berikutnya yaitu Chousei Kantai Sazer X. Ketiga Justiriser, para Genseishin dan Mio Tendo kembali pada versi film layar lebar Sazer X yang juga mengumpulkan para Gransazer. Sama seperti Gransazer, dibuat juga Super Battle Memory untuk Justiriser yang tujuannya adalah untuk menyegarkan kembali ingatan mengenai serial ini sebelum kemunculan mereka kembali di Sazer X The Movie.
Tatsuya Isaka (Shouta/Glen) dan Hiromi Eguchi (Mio) bertemu kembali dalam wawancara untuk buku Chouseishin Series Completion di tahun 2021. Pada halaman Testimoni Sutradara Teruyoshi Ishii di buku ini, terungkap bahwa aktris Masami Nagasawa, yang sempat memerankan salah satu Shobijin di Millenium Godzilla, awalnya dijadwalkan untuk memerankan Yuka/Kageri. Tapi kemudian dia menolak sehingga Shiori Kanzaki, yang sempat memerankan June pada Ultraman Cosmos episode 52, mendapat peran ini.
Sumber
- https://web.archive.org/web/20120201032321/http://www.toho-a-park.com/character/justirisers/index.html
- https://web.archive.org/web/20140416021810/http://www.tv-tokyo.co.jp/anime/justirisers
- https://nlab.itmedia.co.jp/games/gsnews/0408/31/news06.html
- https://game.watch.impress.co.jp/docs/20040831/justy.htm
- https://ja.wikipedia.org/wiki/%E5%B9%BB%E6%98%9F%E7%A5%9E%E3%82%B8%E3%83%A3%E3%82%B9%E3%83%86%E3%82%A3%E3%83%A9%E3%82%A4%E3%82%B6%E3%83%BC
- https://x.com/HobbyJapan_MAG/status/1370941504735342595
Tidak ada komentar:
Posting Komentar