1 Oktober 1967, serial Ultra ke-3 ini memulai episode perdananya.
Kelanjutan Karya Ultra Sesungguhnya
Kesuksesan Ultra Q dan Ultraman membuat Tokyo Broadcasting System (TBS) dan Perusahaan Farmasi Takeda meminta Tsuburaya Productions (TsuPro) untuk melanjutkan serial yang tayang di slot acara yang disebut Takeda Hour ini. Namun karena membutuhkan persiapan yang lebih, ada jarak sekitar 6 bulan antara episode terakhir Ultraman dengan karya baru ini, sehingga waktu tersebut diisi oleh Captain Ultra produksi Toei. Penggunaan kata Ultra pada Captain Ultra dilakukan untuk mengikuti ketenaran Ultraman, tapi karya tersebut bukan bagian dari Serial Ultra karena tidak ada campur tangan TsuPro. Selepas Captain Ultra tamat, karya TsuPro setelah Ultraman ini pun dimulai.
Rencana Pertama: Dimulai Tanpa Ultraman
Proyek mulai didiskusikan hampir sekitar setahun sebelumnya, yaitu pada musim gugur 1966 ketika serial Ultraman pertama masih tayang. Eiji Tsuburaya, sang pencipta Godzilla dan Ultraman, mengumpulkan Hajime Tsuburaya, Akio Jissoji, Tetsuo Kinjo, Masami Sueyasu dan Shoji Otomo untuk bertukar pikiran ide karya baru ini. Berikut adalah ide mereka masing-masing:
- Eiji mengusulkan serial yang menggabungkan konsep Thunderbirds dan Lost In Space, serial luar negeri yang sedang diiimpor ke Jepang saat itu dan populer.
- Hajime, putra sulung Eiji, mengusulkan serial Ultraman baru yang turut mendapat masukan dari jaringan dan sponsor di setiap musim.
- Jissoji mengusulkan kisah perjalanan waktu yang berfokus pada tim patroli waktu dan keluarga mereka.
- Kinjo mengusulkan acara horor/misteri anak-anak yang seperti gabungan Ultra Q dan The Twilight Zone.
- Sueyasu mengusulkan serial bertema dongeng.
- Otomo mengusulkan serial bertema luar angkasa yang seperti gabungan Lost in Space dan Men Into Space sekaligus menampilkan monster raksasa.
TBS akhirnya memilih menggabungkan ide dari Eiji dan Otomo, yang kemudian diberi judul Ultra Keibitai (Penjaga Ultra). Ide ini menampilkan enam astronot terlatih melawan penjajah dari luar angkasa. Namun, Kinjo merasa ide ini kurang sebuah unsur yang penting dan menyarankan ditambah superhero.
Rencana Kedua: Kembali Menggunakan Pahlawan Raksasa
Terjadi revisi besar karena TBS merasa idenya terlalu mirip dengan film Uchu Daisenso, sehingga ide barunya memasukkan monster raksasa sambil mempertahankan unsur Pasukan Pertahanan Bumi atas permintaan TBS. TBS juga mengusulkan membuat sekuel langsung Ultraman dengan judul Ultraman Junior, berfokus pada putra dari Shin Hayata dan Akiko Fuji, yang bisa memanggil monster Bumi untuk pertolongan dan hanya berubah menjadi Ultraman di saat genting.
Kinjo mulai mengerjakan garis besarnya, menggabungkan ide-ide terbaik TBS dan dirinya sendiri. Diantaranya beberapa unsur dari proposal Woo darinya yang sempat ditolak, yaitu menampilkan alien yang tanpa sadar menjadi penyelamat umat manusia.
Proposal ini diberi judul Ultra Eye yang menceritakan Dan Moroboshi, seorang putra dari perkawinan manusia dan Alien R, yang datang ke Bumi untuk mencari ibunya. Dan yang berprofesi sebagai pengemudi supercar dalam Ultra Keibitai ini dapat berubah menjadi Redman untuk melawan alien jahat. Umur tokoh utama kali ini dibuat jauh lebih muda dari Hayata di Ultraman, yang diyakini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan usia dengan pemirsa yang lebih tua dan untuk menarik perhatian remaja.
Rencana Ketiga: Nama Untuk Menjaga Hak Cipta
Ide diatas kemudian direvisi menjadi rencana yang kali ini disebut Redman, sesuai nama sang pahlawan. Kali ini Dan bukan lagi remaja tapi seorang pemuda, lalu latar Ultra Keibitai menjadi lebih detail, dengan fokus utama cerita menjadi invasi alien. Aspek asal muasal Dan bukan lagi menjadi fokus, dan yang tadinya berfokus untuk penonton remaja kini menjadi cerita solid dengan nuansa fiksi ilmiah yang berat. Kisah romantis dengan Anne Yuri hanya digambarkan sampai batas tertentu.
Redman adalah nama yang sama pada salah satu perencanaan Ultraman. Sutradara Kazuho Mitsuda mengatakan nama Redman tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi judul resmi, tapi sengaja menjadi pengalih untuk mencegah perusahaan lain mendaftarkan hak cipta nama pahlawannya lebih dahulu. Naskah untuk empat episode awal masih menggunakan nama Redman.
Nama yang digunakan pada hasil akhir adalah Ultraseven, yang tadinya akan digunakan untuk acara lain berjudul Ultra Seven (ada spasinya untuk pembeda) juga, yaitu acara komedi penerus Kaiju Booska. Dalam cerita, nama Seven berasal dari Ultra Keibitai yang menganggapnya sebagai anggota ketujuh dalam tim, meski sebenarnya Dan, anggota keenam dalam tim ini, adalah orang yang sama dengan Seven. Ultra Eye, salah satu judul sementara yang sudah disebutkan sebelumnya, menjadi nama alat perubah Seven yang berbentuk kacamata. Sisa dari judul Ultra Eye masih terbawa pada nama senjata bumerang milik Seven yaitu Eye Slugger.
Desain Sang Anggota Ketujuh
Toru 'Tohl' Narita kembali mendesain sang pahlawan sama seperti saat di Ultraman. Karena Seven ditetapkan sebagai pejuang sejak awal, desainnya berdasarkan baju zirah Barat untuk mewakili sifat tempurnya. Salah satu desain awalnya berwarna biru, tapi diganti menjadi merah atas permintaan perusahaan mainan, dan agar mudah saat dilakukan sintesis latar belakang biru.
Beberapa desain awal Seven. |
Bin Furuya, suit actor Ultraman, tingginya delapan kaki, sementara Koji Uenishi, suit actor Seven, posturnya masih rata-rata. Karena itu detail kostum Seven berfokus pada kepala dan pundak untuk membuat kakinya terlihat lebih panjang, dan paruh bawah badannya dibuat sesederhana mungkin.
Perbedaan Dari Ultraman
Meski menjadi serial Ultra ke-3, Ultraseven tidak dibuat sebagai kelanjutan cerita dari Ultraman maupun Ultra Q. Dibuat juga beberapa perbedaan dengan Ultraman meski keduanya sama-sama pahlawan raksasa. Jika Hayata dan Ultraman adalah entitas terpisah, Dan adalah wujud penyamaran manusia dari Seven itu sendiri, yang menirukan wujud manusia bernama Jiro Satsuma.
Dibanding Ultraman yang menekankan karakter dan monster, Ultraseven banyak menampilkan ras alien seukuran manusia yang juga bisa memerintah monster maupun robot. Ceritanya juga memiliki cita rasa militer yang kuat, dengan banyak episode yang menggambarkan perang spionase melawan alien yang bermusuhan. Selain itu, episode individu juga menekankan drama, seperti konflik alien yang awalnya tidak ada niat buruk terhadap Bumi, dan lain-lain.
Seven memiliki Capsule Kaiju, yaitu monster yang bisa Dan panggil dengan melemparkan berbagai kapsul ketika dia sedang tidak bisa berubah wujud. Berasal dari konsep pada tahap awal pengembangan karya ini seperti yang sudah diceritakan diatas-atas, awalnya akan digunakan beberapa monster dari Ultraman seperti Red King, Peguila dan Antlar. Tapi Eiji merasa menggunakan monster baru akan lebih menjual sehingga ditampilkan Windom, Miclas dan Agira sebagai Capsule Kaiju.
Sejak tahap rencana, karya ini sangat terpengaruh oleh serial televisi Thunderbirds dari Inggris. Adegan peluncuran pesawat Ultra Hawk dirancang juga dengan kesadaran yang kuat akan Thunderbirds. Dalam pengembangan komersil, lebih banyak mainan kendaraan yang dirilis dibanding kedua karya Ultra sebelumnya.
Tanggapan Saat Penayangan
Ultraseven awalnya direncanakan tayang sebanyak 3 babak atau tepatnya 39 episode seperti Ultraman. Ketika mulai tayang, rating penontonnya mencapai sekitar 30%, sangat naik dari Captain Ultra yang menurun di akhir-akhir serial dengan rata-rata 25.6%. Karena ini, TBS memutuskan untuk memproduksi 10 episode lagi pada akhir bulan Maret 1968.
Namun, akumulasi kerugian sejak Ultra Q menjadi lebih serius, dan dari babak ketiga dan selanjutnya, biaya untuk kostum dan set efek khusus diperketat. Episode di mana hanya penginvasi seukuran manusia yang muncul, tanpa kebutuhan kostum, juga dibuat. Perkembangan ini menyebabkan penurunan rating di antara anak-anak, yang mengharapkan pertarungan antara pahlawan dan monster raksasa. Rating episode 36 mencapai 16.8%, dan setelahnya menjadi antara 17 sampai 23%.
Selain itu, media massa sering mempromosikan yokai (monster Jepang) dan sport boom pada periode ini, sehingga kaiju boom yang dipelopori Ultra Q dan Ultraman sudah dianggap tidak jaman lagi. Meski begitu, episode 49 sebagai episode terakhir Seven mendapat rating 28.5%, yang cukup mendekati angka saat awal-awal penayangan.
Pengaruh Pasca Tayang
Selepas Seven selesai di tahun 1968, belum ada serial Ultra baru lagi sampai 3 tahun kemudian. Namun melalui banyak tayangan ulang, Seven, bersama Ultraman, secara luas diakui sebagai karya berstandar tinggi yang mewakili serial Ultra. Keduanya berkontribusi besar terhadap lahirnya serial Ultra penerusnya dan evaluasi ulang pahlawan tokusatsu domestik di akhir tahun 1970-an.
Ultraseven dan berbagai konsep didalamnya telah menjadi inspirasi bagi banyak media penerusnya. Satoshi Tajiri, pencipta Pokemon, mengakui kalau konsep Poke Ball terinspirasi dari Capsule Kaiju. Beragam referensi Seven (dan Ultraman) juga terlihat pada berbagai manga/anime seperti helm Chichi di Dragon Ball dan tokoh Nekotoraman dan Nekotoraseven di Dr. Slump.
Sama seperti Ultraman yang merayakan ulang tahunnya sejak yang ke-30, 35, 40 dan seterusnya, Seven juga selalu mendapat perayaan khusus pada setiap tonggak pencapaian. Bahkan beberapa perayaan Seven dilakukan melalui karya baru, dimulai Heisei Ultraseven di tahun 1990-an dan 2002 yang menceritakan kisah alternatif dimana Seven jadi satu-satunya Ultraman yang ada, menghiraukan kontinuitas M78. Pada tahun 2007, dibuat ULTRASEVEN X sebagai perayaan 40 tahun Seven.
Sumber:
- https://ja.wikipedia.org/wiki/%E3%82%A6%E3%83%AB%E3%83%88%E3%83%A9%E3%82%BB%E3%83%96%E3%83%B3
- https://ja.wikipedia.org/wiki/%E3%82%A6%E3%83%AB%E3%83%88%E3%83%A9%E3%82%BB%E3%83%96%E3%83%B3_(%E3%82%AD%E3%83%A3%E3%83%A9%E3%82%AF%E3%82%BF%E3%83%BC)
- https://cocreco.kodansha.co.jp/telemaga/news/ycfeN
- Ragone, August (2012). The Making of Ultraseven. Shout! Factory DVD Booklet. ASIN B0096W46VW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar