Jumat, 02 April 2021

Informasi Produksi Kaettekita Ultraman

2 April 1971, serial Ultra yang ke-4 ini memulai episode perdananya.


Latar Belakang

Selepas Ultraseven menayangkan episode terakhirnya di tahun 1968, serial Ultra tidak memiliki kelanjutan. Hingga pada tahun 1970, seluruh serial Ultra saat itu dari Ultra Q, Ultraman dan Seven ditayangkan ulang dan mendapat rating yang tinggi, dan ada juga serial Ultra Fight yang mendapat respon positif. Ditambah penjualan buku gambar dan mainan soft vinyl yang masih laku keras, minat akan serial Ultra baru semakin bertambah. Proyek ini pun dimulai.


Awal Mula

Perencanaan serial Ultra baru sebenarnya sudah dimulai dengan proposal pada 28 April 1969 yaitu "Zoku Ultraman" (Melanjutkan Ultraman), dan garis dasar Ultraman dan MAT (Monster Attack Team) melawan monster yang hidup kembali sudah ditetapkan pada tahap ini. Di proposal yang sama, diceritakan Ultraman kembali ke Bumi sekitar 30 tahun sejak serial aslinya yang tayang tahun 1966. Proposal juga menceritakan sampai episode ketiga, dimana Toshio Muramatsu dan Shin Hayata yang sudah pensiun dari SSSP hadir kembali, dan pemuda bernama Hideki Ban yang telah menyatu dengan Ultraman berubah menggunakan Beta Capsule. Sebagian besar memang masih terasa seperti serial Ultraman pertama.

Judul Kaettekita Ultraman (Kembalinya Ultraman) digunakan karena seharusnya Shodai Ultraman (Ultraman generasi pertama dari serial 1966) yang kembali ke Bumi dalam cerita ini. Tapi sponsor berpikir kalau lebih baik menjadi tokoh lain, sehingga pada akhirnya tokoh ini dibedakan dari Shodai. Judul Kaettekita Ultraman diberi nama oleh Eiji Tsuburaya sebelum beliau wafat pada 25 Januari 1970.

Proposal berikutnya yaitu "Kaettekita Ultraman" memasukkan elemen seperti tokoh saudara laki-laki dan perempuan yang mengagumi Ban, dan adanya gerakan khusus melalui pelatihan khusus, tapi Ban diperlakukan sebagai bentuk sementara Ultraman. Meski ini adalah konsep akhir pada proposal, alur cerita akhir ditetapkan dari kerjasama produser Yoji Hashimoto dan penulis naskah Shozo Uehara. Setelah diskusi berulang kali antara Hashimoto, Uehara, Ken Kumagai dan Kazu Tsuburaya, ceritanya ditetapkan sebagai kelanjutan dari Ultraman. Tapi dibanding sekedar kelanjutan, kisahnya tentang pemuda tak berpengalaman yang mendapat kekuatan Ultraman dan tumbuh di tengah perselisihan dalam MAT.


Desain

Disebutkan kalau desainnya dibuat oleh Akihiko Takahashi, seorang anggota staf kesenian, tapi Takahashi sendiri membantahnya. Ada juga yang menyebutkan desain paling awalnya dibuat oleh Masahiro Sueyasu, yang nantinya menjadi kepala Departemen Penjualan di Tsuburaya Productions, yang menambahkan garis pada pola di gambar tiga dimensi Shodai Ultraman untuk komersialisasi. Kostum pertama dibuat berdasarkan desain ini, dan syuting mulai berlangsung.

Namun atas saran Bullmark, yang memperoleh hak merchandising untuk proyek ini karena nilai merchandising yang lemah, Sueyasu menggambar desain baru dengan garis-garis berbeda yang sangat jelas untuk membedakan dari Shodai Man. Adegan episode pertama yang sudah direkam jadi harus syuting ulang.

Pada dasarnya bentuk masih sama dengan Shodai, tapi pola merah pada tubuhnya dibingkai oleh garis ganda, dan ciri utamanya adalah pola dari leher hingga dada dan dari pinggang hingga lutut dibuat berbeda. Tekstur peraknya juga berkilau. Setelah tahap pertengahan, ditambahkan sirip dari belakang kepala sampai punggung.

Topengnya dicetak dari topeng Ultraman Type C yang diproduksi oleh Kaimai Productions dan Hiruma Modelcraft. Sudut mata diubah semasa syuting untuk pendaftaran komersialisasi, dan matanya sedikit lebih miring daripada Shodai Man dan kostum pertama yang mengikutinya. Bagian belakang mata dibuat dari resin epoxy transparan untuk menciptakan ketidakrataan. Bagian belakang kepala diwarnai merah pada awal-awal serial, namun kadang di episode-episode setelahnya diwarnai perak.

Tidak seperti Shodai Man yang menyembunyikan sambungan pada tangan dan kaki, lengan sarung tangan dan sepatunya terlihat jelas. Ini dilakukan atas pertimbangan untuk memudahkan mengenakan dan melepas kostum selama syuting, berdasarkan pengalaman selama syuting Ultraseven. Pengencang sepatu dan sarung tangan telah ditandai dengan garis merah sejak gambar desain. 


Periode dan Latar Cerita

Latar waktu cerita dalam judul ini tidak disebutkan secara eksplisit. Dibandingkan kedua judul sebelumnya yang banyak menggunakan lokasi yang tidak biasa untuk memberi kesan "dekat masa depan" maupun "tanpa negara," Kaettekita menggunakan banyak cuplikan lokasi dengan kesan kehidupan sehari-hari, dan secara sadar menampilkan Jepang pada awal 1970-an, waktu yang sama dengan saat tayang. Ini karena Ultraman dan Ultraseven diproduksi dengan asumsi akan dijual ke luar negeri, sedangkan Kaetekitta murni untuk pasar Jepang.

Tanggal yang ditampilkan dari cerita dan pengalaman Perang Dunia Kedua yang diceritakan dalam judul ini ditampilkan sedemikian rupa sehingga tumpang tindih dengan realita di Jepang saat itu. Selain itu, penggambaran negara asing hanya sedikit, dan hanya sedikit menyebutkan kegiatan MAT cabang lain.


Pengembangan Babak Awal: "Ultraman Manusiawi"

Jika Shin Hayata/Man digambarkan sebagai pahlawan manusia tanpa kekurangan, lalu Dan Moroboshi/Seven tidak ditampilkan kehidupan pribadinya, kali ini sang tokoh utama yaitu Hideki Goh dibuat sebagai warga biasa yang ingin menjadi pembalap, dan ada juga tokoh Sakata bersaudara yang menjadi tokoh reguler diluar anggota MAT. Sebagai tambahan, ada penekanan pada usaha sang pahlawan untuk melampaui kesulitan sehari-hari, seperti kebanggaan akan kemampuannya sebagai Ultraman dan konflik yang dia ciptakan dengan anggota MAT karena kekuatan supernya. Saat sudah berubah wujud menjadi Ultraman juga sering berjuang dan dikalahkan oleh monster. Drama seperti ini disebut "Ultraman manusiawi" oleh para kritikus nantinya.

Shozo Uehara sebagai penulis utama menyebutkan kalau melakukan yang sama dengan serial Ultraman pertama maka hanya akan jadi imitasi saja. Beliau ingin membedakan Kaettekita dari Ultraman pertama, dengan menggambarkan bagaimana seorang pemuda tak berpengalaman dilatih dan tumbuh melalui organisasi dan pertempuran.

Sebagai penerus serial Ultraman yang populer, ekspektasi rating pemirsanya tinggi, TBS berekspektasi bisa mencapai 30 persen. Sayangnya, rating babak awal Kaettekita tidak mencapai ekspektasi. Alasannya adalah drama serius kurang diterima oleh anak-anak, dan miniatur yang sering menggunakan lokasi pegunungan maupun daerah maju karena masalah anggaran, dan penghancuran kota kurang mengesankan.


Pengembangan Babak Pertengahan: Memperkuat Ultraman & Pergantian Tokoh

Dalam situasi ini, TsuPro melakukan kampanye pemasaran yang meliputi kuesioner dan survei pembaca di majalah anak sekolah dasar. Hasilnya adalah kebutuhan untuk memperkuat Ultraman dan menampilkan monster luar angkasa, jadi mereka memperkenalkan banyak monster luar angkasa, termasuk Bemstar di episode 18. Di episode tersebut juga, Ultraseven muncul dan memberikan senjata serbaguna yaitu Ultra Bracelet, yang memberikan tambahan kekuatan baik jurus maupun beragam senjata. Produser Hashimoto awalnya ragu untuk menambahkan alat tersebut karena bertentangan dengan tema "mengatasi monster melalui kerja keras," tapi akhirnya digunakan karena menurutnya Ultraman (Hideki Goh) terlalu lemah.


Episode lain yang patut diperhatikan adalah episode 13 dan 14 yang menampilkan kehancuran Tokyo oleh tornado dan tsunami besar untuk menampilkan teknologi efek khusus tingkat tinggi. Episode 34 juga menjadi sorotan karena ditulis oleh Shinichiro Kobayashi yang saat itu masih berusia 16 tahun, termasuk penulis tokusatsu termuda saat itu. Episode 31 hingga 34 sampai disebut "Mahakarya November" karena memang bagus dan tayang dalam satu bulan yang sama.

Episode 35 ditulis oleh Shin Akekawa, yang sebenarnya adalah nama pena dari Shin Kishida, pemeran Ken Sakata dalam judul ini. Kishida juga mendesain monster Pris-Ma yang muncul dalam episode tersebut. Beliau juga terlibat di beberapa judul produksi TsuPro lain yaitu Kaiki Daisakusen, Fireman dan Ultraman Ace.

Episode 22 menjadi episode terakhir bagi Kapten Katsuhiro Kato, karena pemerannya yaitu Negami Atsushi tidak bisa mengejar jadwal syuting Kaettekita karena berperan juga di serial lain. Penggantinya adalah tokoh baru bernama Ryu Ibuki, yang awalnya aktor Yoshio Tsuchiya yang lebih dikenal dalam beberapa film Godzilla, menjadi kandidat untuk peran ini. Tapi produser Hashimoto merasa memilih Tsuchiya kurang bisa mengangkat judul ini, karena saat itu tokusatsu sedang dipandang rendah. 

Ini bisa jadi kesempatan menaikkan nama Ultraman di mata publik dan membuktikan kalau ini tak sekedar acara anak-anak. Hashimoto ingin aktor bernama besar, dan setelah mencari-cari didapatlah aktor Jepang legendaris Jun Negami untuk memerankan Kapten Ibuki. Bergabungnya Negami dalam jajaran aktor di judul ini berdampak besar. Kehadirannya membawa banyak penonton baru yang belum pernah menonton Ultraman sebelumnya.

Rumi Sakakibara, pemeran Aki Sakata juga mengalami kesulitan dalam menyesuaikan jadwal syuting dengan drama lain. Episode 37 menjadi episode terakhir bagi Kishida dan Sakakibara dalam memerankan kakak-beradik Ken dan Aki Sakata. Episode 37 dan 38 menjadi cerita yang menyambung, yang bisa dibilang menjadi puncak dari judul ini, baik dari segi konten maupun rating. Apalagi episode 38 menampilkan Susumu Kurobe dan Koji Moritsugu yang kembali memerankan Hayata/Man dan Moroboshi/Seven.


Pengembangan Babak Akhir

Porsi drama dalam cerita berfokus pada kehidupan pribadi Goh bersama Jiro, adik bungsu Sakata bersaudara, dan Rumiko Murano, tokoh wanita baru yang menggantikan Aki. Untuk memperkuat bagian efek khusus, kemunculan monster dan alien yang mengendalikannya ditingkatkan untuk menekankan nilai hiburan. Selama periode ini, rating pemirsa selalu di atas 25% dan mencatat rating pemirsa tertinggi untuk kedua kalinya dalam serial Ultra.

Penampilan tamu dari generasi Ultra pendahulu diterima dengan baik. Zoffy, prajurit Ultra yang muncul di episode terakhir Ultraman 1966, menjadi kakak tertua dalam Ultra Kyodai (Ultra Bersaudara) mulai dari sini. Istilah Ultra Kyodai yang disebutkan oleh Alien Bat di episode 51 kemudian digunakan lebih maksimal pada judul berikutnya; Ultraman Ace.


Penamaan Sang Ultraman

Bagi yang sudah membaca sampai sepanjang ini, mungkin bertanya-tanya kenapa nama sang Ultraman yang bergabung dengan Hideki Goh tidak disebut, padahal sudah ada nama yang selalu disebutkan saat ini? Saatnya kita bahas...

Sebagai sisa dari perencanaan awal, wujud perubahan Goh ini secara konsisten disebut "Ultraman" sepanjang cerita, meski sudah dipastikan dia memang berbeda dari Shodai Ultraman. Karena alasan ini, pada berbagai penampilan tamu berikutnya dan pembahasan di buku, dia diberi berbagai nama untuk membedakan dari Shodai. Sekedar catatan, "Shodai Ultraman" hanya disebutkan oleh fans maupun narasi cerita, tapi dalam dialog dia tetap hanya disebut Ultraman.

Pada narasi Ultraman Ace episode 14, dia disebut Ultraman Nisei (Ultraman Kedua) oleh Seiji Hokuto dan Alien Yapool. Pada narasi di Ultraman Taro dan Leo, dia dipanggil Shinman, kependekan dari Shin Ultraman (Ultraman Baru). Di lain waktu, dia disebut Kaettekita Ultraman sesuai judul serialnya, atau juga disingkat jadi Kaeriman, Kiman atau Kaeman.

Namun, sebelum perilisan film Ultraman ZOFFY: Ultra no Senshi VS Dai Kaiju Gundan di tahun 1984, mereka harus menentukan nama tetap untuk masing-masing anggota keluarga Ultra. Noboru Tsuburaya, direktur TsuPro saat itu, secara resmi memberi nama Ultraman Jack pada sang Ultraman yang belum mendapat nama tetap ini. Sejak saat itu nama Jack digunakan pada hampir semua buku dan benda terkait, dan nama Ultraman Nisei dan Shinman dianggap sebagai alias.

Pada penampilan tamu berikutnya seperti Ultraman Story dan Ultraman Mebius, nama Jack masih digunakan. Pada Mebius, penduduk Bumi tidak mengetahui nama Jack, jadi mereka tetap hanya memanggilnya "Ultraman." Pada film Daikessen! Chou Ultra 8 Kyodai, ada sebuah adegan komedi dimana Mirai Hibino/Mebius memanggil Hideki Goh (versi dimensi lain) dengan berbagai nama yang selama ini digunakan ("Jack-niisan! Shinman-niisan! Kaeriman-niisan!")

Nama Ultraman Jack sebenarnya sempat digunakan pada tahap perencanaan nama Ultraman Taro di tahun 1973. Pada manga Ultra Kyodai Monogatari karya Tetsuji Kataoka, Ultra no Chichi (Ayah Ultra) memiliki kakak bernama Ultraman Jack, tapi tidak ada hubungannya dengan Jack di serial utama.




Sumber:

  • https://ja.wikipedia.org/wiki/%E5%B8%B0%E3%81%A3%E3%81%A6%E3%81%8D%E3%81%9F%E3%82%A6%E3%83%AB%E3%83%88%E3%83%A9%E3%83%9E%E3%83%B3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar