Selasa, 05 September 2023

Informasi Produksi Ultraman Gaia


5 September 1998, serial Ultra ke-14 ini memulai episode perdananya.

 

Karya Ketiga Yang Berdiri Sendiri

Setelah kesuksesan Ultraman Tiga sebagai kembalinya waralaba ini di televisi, dilanjutkan dengan Ultraman Dyna sebagai sekuel, Tsuburaya Productions (TsuPro) memasuki tahun ketiga dalam era yang disebut Heisei Ultraman ini. Namun karya baru ini tidak akan melanjutkan pandangan dunia Tiga dan Dyna sehingga menjadi cerita tersendiri. Meski begitu, ketiga karya pertama Heisei Ultra ini sering dikelompokkan bersama sebagai TDG (Tiga-Dyna-Gaia) pada promosi karya dan merchandise di kemudian hari.

 

Konsep Yang Lebih Membumi

Chiaki J. Konaka, yang telah terlibat dalam waralaba ini sejak Ultraman: Towards The Future, menjadi penulis utama dalam karya ini. Meski dahulu belum menjadi penulis utama, Konaka adalah orang yang memasukkan unsur pengetahuan Lovecraft pada Tiga. Beliau memiliki banyak ide baru yang berani, sehingga kali ini dipercaya untuk memimpin proyek Gaia.

Karena era Heisei Ultra belum lama dimulai, belum ada standar khusus yang harus diikuti, sehingga Konaka lebih bebas dalam membuat konsep. Beliau berpikir untuk membuat sesuatu yang unik dibanding karya pendahulu, tapi tanpa kehilangan semangat Ultra. Sejak serial Ultraman paling pertama bahkan sampai Dyna, hampir seluruh episode dibuat berdiri sendiri, dengan hanya beberapa dibuat bersambung. Konaka membalikkan formula ini dengan menyisipkan cerita yang akan berkembang sepanjang serial sambil tetap menampilkan episode dengan monster mingguan.

Namun yang paling diinginkan Konaka adalah pandangan dunia yang lebih membumi dan semi-realistis. Ultraman dahulu identik sebagai alien dari planet lain, lalu Tiga menampilkan asal mula baru yaitu peradaban kuno, dan dari situ asal muasal para Ultra dibuat lebih bervariasi termasuk karya ini. Sesuai nama Gaia yang berarti bumi, karya ini membahas masalah lingkungan dan bioetika. Gaia adalah Ultraman yang sepenuhnya lahir di bumi, tapi tema esensi Ultraman yaitu "cahaya," simbol kekuatan, dan "orang" yang menjalankannya, masih diwarisi dari karya sebelumnya.


Unsur Fiksi Ilmiah Lebih Kental

Gamu Takayama sebagai tokoh utama dalam karya ini adalah seorang ilmuwan bahkan sebelum bergabung dengan XIG dan menjadi Gaia. Banyak istilah teknis seperti "wormhole" dan "anti-matter" digunakan sehingga karya ini menjadi salah satu yang paling terasa fiksi ilmiah diantara serial Ultra. Penulis naskah yang berpartisipasi diminta untuk memanfaatkan fisika kuantum, karena dasar ilmiah sangat penting untuk pengembangan dalam karya ini.

Pada serial Ultra biasanya, para tokohnya masih berasal dari satu ruang lingkup yang sama yaitu pasukan pertahanan, dengan divisi lain yang sesekali muncul. Namun Gaia tak hanya menampilkan tokoh pasukan saja, tapi juga kelompok jenius (Alchemy Stars), pejabat dari organisasi yang lebih tinggi bahkan sampai media massa (KCB). Pengaturan pasukan pertahanan juga baru karena setiap organisasi memiliki tim ahlinya sendiri, dan tim yang akan dikerahkan akan berganti-ganti sesuai situasi. Karena inilah XIG memiliki anggota bernama terbanyak diantara pasukan dalam serial Ultra.

XIG memiliki markas yang disebut Aerial Base yang sesuai namanya melayang di udara. Inspirasi markas melayang ini adalah Cloud Base dari serial Inggris berjudul Captain Scarlet dan juga Bio Dragon dari Chodenshi Bioman. Pengaruh Captain Scarlet tidak berhenti disini karena Toshihiko Sahashi, komposer musik latar Gaia, sadar dengan gaya karya ini yang menyerupai serial tersebut sehingga gaya musiknya juga disesuaikan.


Dua Raksasa Cahaya Sejak Awal

Salah satu ciri khas karya ini yang paling terlihat adalah kehadiran dua Ultraman sejak awal promosi. Selain Gaia sebagai tokoh utama, masih ada Ultraman Agul. Lebih dari satu Ultraman dalam satu serial sudah pernah dilakukan, tapi biasanya hanya antara versi palsu, tampil sebentar maupun pendahulu yang menjadi tamu. Agul menjadi desain unik yang dibedakan dari Gaia dan menggunakan warna dominan biru, untuk pertama kalinya dalam serial Ultra. Pada sketsa desain oleh Hiroshi Maruyama, nama mereka adalah Ultraman Oscar dan Akuru sebelum menjadi Gaia dan Agul.

Sketsa desain Gaia dengan
nama awal Oscar.
Desain Gaia, sama seperti Tiga dan Dyna, dibuat berdasarkan ide pengurangan, dengan desain kepala yang "dilucuti." Namun wujud awalnya hanya memiliki warna merah dan perak layaknya Showa Ultraman, dengan sedikit tambahan warna emas, lalu warna lain ditambahkan dalam setiap wujud peningkatan. Desain kepala Agul awalnya terasa terlalu keras sehingga diambil arahan yang lebih sederhana. Karena awalnya dia adalah "dark hero," ditambahkan garis hitam pada tubuh Agul.

Sebagian besar Ultraman memiliki Color Timer yang menjadi penanda batas waktu pertarungan mereka di bumi. Tapi karena Gaia dan Agul berasal dari bumi, mereka tidak memiliki batasan waktu. Sebagai gantinya, Life Gauge, sebutan Color Timer pada karya ini, akan berbunyi ketika mulai kehabisan tenaga.

Sketsa desain Akuru (atas)
dan Agul (bawah)
Jika Tiga dan Dyna bisa berganti wujud alternatif tergantung situasi, Gaia berganti wujud sebagai peningkatan kekuatan. Mulai dari Gaia V2 yang permanen lalu Supreme Version (SV) yang terkuat tapi menghabiskan energi sehingga tidak bisa digunakan terlalu lama. Gaia V2 lahir setelah Hiroya Fujimiya/Agul menyerahkan kekuatannya pada Gamu di episode 26, dan rencana awalnya Gaia akan bertarung sendiri mulai dari sini. Tapi karena Agul sangat populer diantara staf maupun fans, Fujimiya kembali pada episode 41 dengan peningkatan menjadi Agul V2, dan kedua Ultraman ini bertarung bersama hingga akhir.


Peningkatan Dalam Produksi

Berkat pengeluaran dari Kazuo Tsuburaya, direktur TsuPro saat itu, tim produksi bisa mendapatkan apapun maupun siapapun yang mereka inginkan dalam mengerjakan Gaia. Pembuatan set, model, aset, dan sejenisnya terjadi tanpa banyak masalah. Episode pertama Gaia disebut-sebut menghabiskan biaya produksi lebih dari 100 juta yen.

Salah satu unsur paling terkenal dari Gaia adalah munculnya efek tanah berhamburan setiap kali dia mendarat. Teknik ini telah dikembangkan oleh sutradara efek khusus Kazuo Sagawa sejak Ultraman Taro. Efek ini diperkenalkan sebagai uji coba pada Dyna episode 38 lalu digunakan terus menerus pada karya ini sejak episode pertama. Saking uniknya, efek ini masih digunakan pada kemunculan Gaia pada film lain di kemudian hari, lalu Bandai turut membuat replika efek ini sebagai bonus rilisan pertama action figure Ultra Act Gaia.

Dari segi pemeran juga berjalan lancar meski jumlah tokohnya sangat banyak, dengan kombinasi pendatang baru maupun senior. Tapi yang menjadi sorotan adalah Hiroyuki Watanabe, pemeran Akio Ishimuro sang kapten XIG, yang bisa dibilang menjadi kapten di dalam maupun di balik layar. Beliau sangat berdedikasi untuk karya ini, bahkan sampai melakukan hal-hal yang tak biasa dilakukan aktor tokusatsu seperti ikut memberi suara dalam pertemuan staf mengenai serial ini, sampai mendesain seragam Ishimuro yang berganti di pertengahan serial. Watanabe turut memberi pelajaran akting kepada para aktor yang lebih muda dan belum berpengalaman, termasuk diantaranya adalah Takeshi Yoshioka, pemeran Gamu.

Karena Takeshi Tsuruno, pemeran Shin Asuka/Dyna, sangat tidak atletis sehingga membuat syuting adegan aksi jadi lebih sulit, TsuPro membuat persyaratan aktor utama yang sangat atletis mulai dari Gaia. Yoshioka terpilih karena lihai dalam faktor tersebut, namun dari segi akting dia sangat tidak berpengalaman dan kesulitan menyesuaikan diri untuk bekerja pada serial seperti ini. Beruntunglah Watanabe memberinya pelatihan akting, dan seiring waktu Yoshioka menjadi lebih percaya diri dalam berperan sebagai sang tokoh utama.

Tapi di balik segala kelancaran produksi, ada beberapa rencana yang dibatalkan karena berbagai alasan. Keiichi Hasegawa, salah satu penulis dalam karya ini, punya rencana mengenai tokoh Catherine Ryan, anggota Alchemy Stars yang pertama kali muncul pada episode 33, untuk menjadi seorang Ultrawoman. Namun Konaka menolak ide Hasegawa ini karena terkesan terlalu tiba-tiba bagi tokoh baru untuk menjadi Ultra juga. Konaka tidak menolak ide mengenai Ultrawoman, bahkan sebenarnya sempat berpikir mengenai karya dengan Ultrawoman sebagai tokoh utama, tapi dia merasa penambahan ini akan membuat terlalu penuh karena mereka menyiapkan kembalinya Fujimiya sebagai Agul.


Evaluasi & Kemunculan Pasca Tayang

Semasa tayang, Gaia memang tidak membuat gebrakan sebesar Tiga dahulu, tapi masih tergolong populer dengan rating pemirsa rata-rata 6.5 % dan bisa mencapai 8.4% untuk yang tertinggi. Penjualan mainan juga baik dan fans menyukai arahan karya yang menjadi sedikit lebih dewasa, namun rating sempat menurun 2% saat Agul meninggalkan serial untuk sementara waktu. Setelah duet Ultraman ini kembali bersama, rating kembali stabil dan Gaia tamat tanpa masalah, dengan rating bagus, penjualan kuat dan cukup populer untuk dibuatkan spin-off. 

Namun, TsuPro memutuskan untuk rehat dahulu dalam memproduksi serial Ultra utama, sambil masih mengerjakan proyek sampingan yang lebih murah. Mulai Oktober 1999, Tiga kembali tayang sebagai persiapan untuk perilisan versi film yaitu THE FINAL ODYSSEY pada Maret 2000. Gaia masuk nominasi Penghargaan Seiun setelah sebelumnya Tiga menjadi pemenang, namun tidak terpilih karena waralaba yang sama menang berturut-turut akan menjadi pelanggaran aturan, sehingga Gaia menjadi runner-up.

Gaia menjadi salah satu karya Ultraman yang dirayakan setiap lustrum (5 tahun sekali). Mulai dari tahun 2013, dalam rangka 15 tahun Gaia, Yoshioka dan Hassei Takano kembali memerankan Gamu dan Fujimiya pada Ultraman Retsuden episode 95 dan 96 yang membahas beberapa adegan pilihan mengenai keduanya. Salah satu ide awal Ultraman Ginga yang tayang di tahun itu adalah menghadirkan Gamu sebagai guru para tokoh di serial tersebut.

Pada tahun 2018 dalam rangka 20 tahun, beberapa aktornya berkumpul dalam sesi acara Cho Jiku no Festival di Ultraman Festival. Selain itu, dilakukan penayangan serial Gaia pada kanal Youtube resmi Ultraman mulai tanggal 5 September, sesuai tanggal episode perdana. Keunikan dari penayangan ini adalah ditambahkan cerita mengenai kembalinya Kongen-teki Hametsu Shorai-tai (Pembawa Kehancuran Radikal) yang berniat menghapus Gaia dan Agul dari ingatan semua orang, sehingga penayangan ini dilakukan agar penonton bisa mengingat kembali kisah mereka. Yoshioka turut kembali sebagai Gamu dalam video pesan pendek setiap sebelum episode dimulai.

Pada tahun 2021, Agul turut mendapatkan Supreme Version pada acara panggung Ultra Heroes EXPO 2021 Summer Festival. Desainnya persis Agul V2 tapi dengan penambahan warna merah biru seperti Gaia SV. Sketsa desainnya sudah terlihat lebih dahulu pada buku desain Maruyama tahun 2018 lalu. 

Tahun 2023 ini dalam rangka 25 tahun Gaia, peningkatan baru Gaia yang disebut Super Supreme Version (SSV) pertama kali ditampilkan pada Ultra Heroes EXPO 2023. SSV menjadi desain wujud baru Ultraman pertama yang didesain Maruyama setelah sekian lama. Bersamaan dengan penampilan perdana ini, beberapa produk berkaitan dengan SSV juga ditampilkan, mulai dari satu set action figure Chodo Agul SV, Gaia SV dan SSV. Dalam acara ini Gaia SSV sempat tampil bersama Ultraman Trigger dan Decker yaitu generasi baru Tiga dan Dyna, tapi belum diketahui apakah nantinya SSV akan muncul dalam karya video...


Ultraman Gaia Super Supreme Version.

Sumber

  • http://ultra2008.jp/gaia/index.htm
  • https://m-78.jp/videoworks/ultraman_gaia/
  • https://ja.wikipedia.org/wiki/%E3%82%A6%E3%83%AB%E3%83%88%E3%83%A9%E3%83%9E%E3%83%B3%E3%82%AC%E3%82%A4%E3%82%A2
  • https://dic.pixiv.net/a/%E3%82%A6%E3%83%AB%E3%83%88%E3%83%A9%E3%83%9E%E3%83%B3%E3%82%AC%E3%82%A4%E3%82%A2
  • "Maruyama Hiroshi Ultra Design Gashu" Yosensha, 22 November 2018. ISBN 978-4-8003-1596-0
  • "Ultraman Gaia Production History" - Ultra Blog DX

Tidak ada komentar:

Posting Komentar