Selasa, 07 September 2021

Informasi Produksi Ultraman Tiga

7 September 1996, serial Ultra ke-12 ini memulai episode perdananya.


Awal Mula 

Sudah 16 tahun sejak terakhir kali Ultraman tayang di televisi yaitu Ultraman 80, dan menuju 30 tahun sejak Ultra Q dan Ultraman memulai waralaba ini. Dalam jarak waktu lebih dari 10 tahun tanpa serial baru di televisi, Tsuburaya Productions (TsuPro) tetap menghasilkan beragam konten Ultra, salah satunya lewat video software seperti Ultraman Great dan Powered. Serial Ultra jadi populer dengan video, dan Kazuo Tsuburaya, direktur TsuPro mengatakan kepopuleran ini tidak akan terjadi kalau bukan karena penyebaran video saat itu. Ditambah lagi, penjualan mainan juga sedang naik.

Penampilan awal Ultraman Tiga
di majalah dengan menggunakan grafis 3D.

TsuPro memutuskan untuk membuat judul baru untuk tayang di televisi kembali yaitu Ultraman Neos, yang tadinya hanya muncul pada acara panggung mulai tahun 1995, menjadi serial televisi. Dibuat sebuah film pilot pendek untuk diajukan kepada stasiun TV. Sayangnya pilot ini tidak menarik bagi stasiun TV sehingga Neos gagal menjadi serial yang akan tayang di tahun 1996. Lebih lengkap soal Ultraman Neos bisa dibaca disini.


Konsep Baru Dalam Ultraman

Proyek tetap berlanjut dengan menciptakan karakter yang sepenuhnya baru. Meski tokoh baru, beberapa konsep yang sebelumnya digunakan untuk Neos masih digunakan. Satu hal yang pasti, mereka mencoba menjauh dari sejarah panjang Ultra Bersaudara dan planet M78 dari era Showa. TsuPro mengajak Chiaki J. Konaka, penulis Ultraman Great untuk berpartisipasi dalam proyek ini dan mengajukan idenya. 

Konaka mengajukan ide yaitu mitos Cthulhu, terutama cerita The Lair of Star-Spawn, sebagai basis dari judul ini. The Lair of Star-Spawn menampilkan raksasa yang menyerupai manusia membara turun dari langit untuk menghancurkan makhluk jahat yang berniat menyakiti umat manusia. Pihak TsuPro setuju dengan ide Konaka dan memintanya mengadaptasi idenya menjadi lebih sederhana. Jadilah cerita dimana Ultraman adalah Hikari no Kyojin (Raksasa Cahaya); sebuah kumpulan cahaya dari harapan umat manusia dan pelindung peradaban kuno yang telah lama tertidur, yang terbangun di masa kini untuk kembali melindungi manusia.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, ada konsep Neos yang kemudian digunakan untuk judul baru ini. Salah satunya adalah tokoh kapten yang seorang wanita, untuk pertama kalinya dalam serial Ultra. Selain itu juga ada anggota wanita yang aktif beraksi di lapangan dengan kemampuan yang setara atau melebihi sang tokoh utama. Ini dilakukan karena pada saat itu perempuan sudah mulai banyak memasuki dunia kerja dan setara dengan laki-laki, bukan sebagai makhluk istimewa tapi sebagai contoh umum.


Pengaruh Sponsor Dalam Konsep

Sama seperti judul Ultra pendahulunya, sponsor utama masih Bandai. Judul ini adalah proyek pertama dari strategi "Rencana 99" yaitu meningkatkan penjualan Bandai Group dari 218.2 milyar yen di tahun 1995 menjadi 500 milyar yen tahun 1999. Produk yang berhubungan dengan judul ini didistribusikan tak hanya lewat mainan tapi juga seluruh perusahaan Bandai Group, termasuk pakaian, barang rumah tangga, dan kembang gula. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Bandai, seluruh Bandai Group terlibat dalam satu karakter.

Pihak Bandai mendatangi desainer Hiroshi Maruyama untuk menanyakan pendapatnya akan konsep Ultra baru ini, yaitu seorang Ultraman yang dapat bertukar antara wujud dasar, wujud cepat dan wujud kuat. Wujud dasar boleh tampil unik, tapi wujud cepat dan kuat harus berwarna biru dan merah karena keduanya adalah warna yang laku. Maruyama menyukainya tapi mengatakan mereka tidak bisa menggunakan biru karena akan tabrakan dengan efek bluescreen, lalu mengajukan warna ungu. Bandai setuju dan Maruyama melanjutkan tugasnya.

Dari ditetapkannya konsep bertukar wujud ini, muncul inspirasi untuk namanya. Karena total wujud Ultraman ini ada 3, Maruyama teringat dengan kata "Tiga" dari bahasa Indonesia yang berarti angka tersebut. Maruyama mengajukannya pada produser Masato Oida lalu beliau setuju, dan akhirnya nama Ultraman Tiga telah lahir.


Desain & Produksi Sang Raksasa Cahaya

Desain Tiga berdasarkan gagasan "mencukur kepala," melepaskan diri dari tradisi mendekorasi desain Ultraman pertama. Sebagai tambahan, desain tubuhnya tak hanya merah dan perak seperti Ultra pendahulunya, tapi ditambah biru, yang kemudian menjadi ungu. Suit actor Shunsuke Gondo yang sudah biasa dengan warna merah-perak Ultraman terkejut melihat ditambahkannya warna biru pada Tiga. Menurutnya jadi terlihat seperti papan tanda putar di toko cukur rambut, dan saat melihat wajah Tiga beliau mengatakan mirip makhluk laut.

Purwarupa tanah liat pertamanya dibuat oleh Marbling Fine Arts, dan diselesaikan oleh Kaimai Productions. Dibuat 3 patung dengan desain berbeda-beda dan semuanya adalah kandidat desain Tiga. Akhirnya terpilih desain Tiga seperti yang kita kenal sekarang, tapi 2 patung lainnya tetap digunakan sebagai patung rekan Tiga di episode perdana. Awalnya direncanakan ada 5 patung dalam piramida, tapi Konaka merasa aneh jika ada 5 patung tapi nama tokoh utamanya Tiga, dan merasa lebih cocok kalau Tiga mewarisi kekuatan 2 patung yang hancur.

kiri-kanan: Shunsuke Gondo & Koji Nakamura
mengenakan Tiga Multi Type
dengan ukuran mereka masing-masing.

Suit actor Tiga ada dua orang; Shunsuke Gondo dan Koji Nakamura. Gondo memiliki tubuh yang lebih ramping menyerupai Bin Furuya (suit actor Ultraman pertama) dan mengenakan Tiga Multi Type dan Sky Type, sedangkan Nakamura lebih berotot dan mengenakan Power Type. Awalnya, kostum pertama Power Type dibuat menyesuaikan tubuh Gondo dan Sky Type untuk Nakamura, sehingga foto-foto promosi untuk majalah anak, buku gambar dan kemasan mainan menggunakan kostum pertama tadi.


Tokoh Utama Dari Grup Idol Yang Menarik Perhatian

Selain konsep baru dari sang Ultraman itu sendiri, perlu terobosan baru juga yaitu dari segi pemeran utama. TsuPro menginginkan pemeran yang juga bisa menarik perhatian melampaui target pemirsa biasanya, dan sasaran mereka adalah Hiroshi Nagano, anggota grup idol laki-laki bernama V6 yang baru terbentuk tahun 1995 dan sedang naik daun. Dengan bantuan koneksi dari produser Mainichi Broadcasting System (MBS) yaitu Yoshihiko Marutani, negosiasi dilakukan dengan Johnny's Jimusho, agensi tempat V6 bernaung. Nagano akhirnya bisa memerankan Daigo Madoka sang Ultraman Tiga.

Meski sudah terpilih, jadwal Nagano cukup sulit untuk disesuaikan terutama di paruh pertama serial, karena pada saat yang sama masih sibuk dengan aktivitasnya sebagai anggota V6. Karena inilah penampilan Daigo sebagai tokoh utama menjadi lebih sedikit, dan banyak episode yang berfokus pada anggota GUTS yang lain. Hasilnya, para tokoh tersebut menjadi lebih dalam dibandingkan tokoh utama, dan berkontribusi pada kekayaan karya ini.

Tidak ada pose transformasi di episode pertama, dan ketika mencapai episode keempat juga belum ditentukan pose yang jelas. Nagano bertanya pada sutradara Hiromitsu Muraishi yang kemudian bertanya balik, "Apakah ada (pose yang kamu pikirkan)?" Nagano berpikir pose transformasi itu penting bagi anak-anak, jadi dia akan melakukan sesuatu yang sederhana untuk ditiru oleh mereka. Nagano menciptakan posenya sendiri dan ketika ditunjukkan pada sutradara, beliau setuju dan akhirnya pose tersebut digunakan.


Lagu Tema Yang Membawamu Lebih Tinggi

Lagu pembuka Tiga berjudul TAKE ME HIGHER dinyanyikan oleh grup V6 dimana Nagano juga termasuk yang bernyanyi. Saat itu, sudah mulai sering ada anime yang menggunakan lagu tema dinyanyikan oleh penyanyi yang tidak fokus pada lagu-lagu anime. Meski ada juga beberapa di tokusatsu pendahulu, tapi grup idol papan atas menyanyikan lagu tema tokusatsu belum pernah terjadi sebelumnya. 

Sampul single TAKE ME HIGHER
dengan 2 versi berbeda.

TAKE ME HIGHER adalah lagu pembuka Ultraman pertama tanpa lirik "Ultraman" didalamnya. Menurut produser Masato Oida, tadinya lirik akan ditulis tanpa nama "Ultraman Tiga" sama sekali, tapi sutradara Shingo Matsubara dan yang lainnya sangat marah dengan kebijakan ini. Akhirnya hanya "Tiga" saja yang tetap masuk lirik (Gonna TIGA, Take Me, Take Me Higher!)


Penyesuaian Produksi Yang Berbeda Jaman

Lingkungan produksi jelas sangat berubah dalam kurun waktu 16 tahun sejak Ultraman 80. Selain teknologi sintesis video yang dimulai sejak Denkou Choujin Gridman, Tiga menggunakan grafis komputer (CG) untuk pertama kalinya secara lebih maksimal (pada masanya). Japan Vistec yang bertanggung jawab atas CG dalam judul ini. 

Pada episode awal-awal, terlihat "trial & error" seperti penggunaan adegan ledakan monster yang kemudian kembali ke metode biasanya. Komposisi model dengan adegan asli juga menjadi kurang nyaman. Tapi banyak potongan yang mengesankan bisa dibuat, seperti sudut pandang pilot di kokpit yang tiba-tiba bergerak dari luar GUTS Wing.

Masalah terbesar adalah jadwal produksi. Proyek Tiga ditetapkan pada bulan Mei 1996 untuk mulai tayang September 1996 sehingga persiapannya dipercepat. Akibatnya, crank-in episode pertama di bulan Juli dan jadwal produksi sangat padat sehingga tidak bisa diproduksi dua atau tiga episode lebih awal, yang merupakan cara umum dalam drama TV saat ini. Jika paket lengkap tidak terkirim tepat waktu, tayangan bisa dibatalkan.


Pasca Tayang & Pengaruhnya

Tiga sukses membawa serial Ultra pada anak-anak generasi berikutnya, dan juga menarik perhatian orang tua mereka. Nantinya waralaba lain seperti Kamen Rider dan Gundam juga menggunakan metode ini. Tiga sangat diakui, dan penjualan produk terkait juga tinggi, memberi kesan kebangkitan sepenuhnya dari serial Ultra. Judul berikutnya pun siap diproduksi.

Namun, rencana Bandai untuk membuat produk terkait Ultraman bernilai 20 milyar yen belum terwujud karena penjualan mencapai 14.6 milyar yen di tahun 1996 dan 14.7 milyar yen di 1997. Dari sudut pandang perusahaan produksi, bagi mereka kurang sukses, dan rata-rata rating pemirsa adalah 7.3%, dengan tertinggi mencapai 9.9%. Kazuo Tsuburaya berharap rating bisa mencapai dua digit, tapi sayangnya tidak terjadi. Di sisi lain, beliau terkesan dengan tanggapan diluar rating, sambil mengutip kalau ini berkat pengakuan yang tinggi dari anak-anak.

Meski ada faktor yang tidak sesuai ekspektasi seperti yang disebutkan diatas, popularitas Tiga bertahan lama bahkan saat tayang ulang maupun peran tamu di film layar lebar penerusnya yaitu Ultraman Dyna dan Gaia. Tiga baru mendapat film tersendiri dengan sub-judul THE FINAL ODYSSEY di tahun 2000, yang menjadi jembatan antara serial Tiga dengan Dyna, meski film ini tayang 3 tahun setelah Dyna. Film Daikessen! Chou Ultra 8 Kyoudai di tahun 2008 menampilkan trio TDG dengan pemeran aslinya dalam cerita dunia paralel, sekaligus menjadi terakhir kalinya Nagano memerankan Daigo/Tiga sampai saat ini.

Tiga mendapatkan Penghargaan Seiun kategori Presentasi Dramatis Terbaik di tahun 1998, untuk pertama kalinya dalam serial Ultra. Pada tahun 2013, TsuPro mengadakan poling Ultraman terfavorit dalam rangka 50 tahun sejak perusahaan ini berdiri, dan Tiga memperoleh peringkat pertama. Di tahun 2021, judul terbaru dalam rangka 55 tahun Ultraman dan 25 tahun TDG adalah Ultraman Trigger: NEW GENERATION TIGA, dan sesuai namanya adalah "Tiga di era Reiwa" karena memiliki kemiripan dari segi konsep dan karakter. Apakah Tiga dan Trigger berhubungan, kita lihat saja nanti......



Sumber: 

  • https://ja.wikipedia.org/wiki/%E3%82%A6%E3%83%AB%E3%83%88%E3%83%A9%E3%83%9E%E3%83%B3%E3%83%86%E3%82%A3%E3%82%AC
  • https://w.atwiki.jp/aniwotawiki/pages/14013.html
  • https://tamashii.jp/t_kokkaku/146/
  • https://en.tsuburaya-prod.co.jp/heroes/ultraman-tiga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar