10 Juli 2013, serial Ultra ke-25 ini memulai episode perdananya. Tanggal ini juga bertepatan dengan Ultraman no Hi (Hari Ultraman), yaitu hari perayaan penampilan perdana Ultraman dalam acara Ultraman Zen'yasai (Festival Malam Ultraman) di tahun 1966.
Kembalinya Serial Ultra Ke Televisi Utama
Sejak selesainya Ultraman Mebius pada bulan Maret 2007, serial Ultra kembali mengalami hiatus selama beberapa tahun. Pada masa-masa ini, Tsuburaya Productions mengalami krisis karena upaya bisnis dan manajemen yang buruk dalam beberapa tahun terakhir. Akibatnya sebagian sahamnya dibeli perusahaan lain mulai dari TYO, Bandai, lalu TYO digantikan oleh FIELDS. Selama bersama beberapa perusahaan ini, serial baru tetap dibuat tapi lebih ke arah karya sampingan (spin-off) yang bukan pada waktu tayang dan stasiun televisi umum seperti ULTRASEVEN X, Ultra Galaxy dan Neo Ultra Q.
Ultraman Ginga saat pertama kali diungkap secara resmi pada tanggal 12 April 2013, 50 tahun sejak berdirinya Tsuburaya Productions. |
Di luar serial, Ultraman Zero dibuat untuk menjaga kehadiran waralaba Ultra di mata publik lewat beberapa film sampai tiba waktunya mereka bisa kembali dalam serial televisi. Sejak tahun 2011, serial Ultra mendapat tempat tayang di TV Tokyo dengan menayangkan Ultraman Retsuden, sebuah serial antologi yang menampilkan Zero sebagai pembawa acara untuk melihat kembali momen-momen spesial Ultraman sejak tahun 1966. Retsuden diperbarui menjadi Shin Ultraman Retsuden sejak 3 Juli 2013, dan seminggu kemudian, sebuah kisah mengenai seorang pahlawan baru pun dimulai.
Kisah Siswa-Siswi Sekolah Menengah Atas
Jika sebelumnya TsuPro memproduksi karya secara independen, kini untuk pertama kalinya lebih diperketat semenjak sahamnya berbagi dengan Bandai dan FIELDS. Mereka tidak bisa terlalu seenaknya menggunakan anggaran besar seperti pada era awal Heisei Ultra. Karena anggaran yang lebih dibatasi dalam produksi, pihak TsuPro harus putar otak dalam menentukan akan seperti apa karya baru ini. Pada akhirnya diputuskan untuk menggunakan konsep "masa muda" sebagai kunci.
Karena tema tersebut dan juga penyesuaian anggaran, untuk pertama kalinya tidak ada pasukan pelindung bumi yang sudah menjadi ciri khas waralaba ini. Pada tahap rencana awal, karena Ultraman Gaia akan merayakan 15 tahun saat itu, ada proposal mengenai tokoh utama seorang mahasiswa universitas dimana Gamu Takayama alias Gaia menjadi dosennya. Proposal lainnya adalah penggunaan murid-murid SD dan SMP karena ceritanya terjadi di sekolah.
Keiichi Hasegawa, kreator karya ini, sempat mempertimbangkan tokoh utama siswa SMP untuk membedakan dari Kamen Rider Fourze yang tamat setahun sebelumnya, karena berfokus pada murid SMA dimana dia juga turut menulis beberapa episode. Tapi karena sasaran utamanya adalah segmen anak-anak, Hasegawa memutuskan bahwa usia yang dekat dengan diri mereka (anak-anak) sendiri akan menyebabkan citra mereka dianggap remeh. Pada akhirnya dipilih siswa SMA, yang bagi anak-anak dianggap agak dewasa, sebagai generasi yang dapat dicita-citakan oleh siswa sekolah dasar dan anak kecil.
Pengaturannya adalah kota provinsi di Jepang modern, di mana keberadaan Ultraman dan kaiju serta pertempuran mereka tidak diakui secara umum. Tokoh utama bertarung bukan dengan misi yang luas untuk melindungi bumi dan alam semesta, tetapi dengan tujuan yang sempit yaitu motivasi untuk melindungi orang-orang terdekat. Dengan kata kunci "impian," gaya karya ini lebih merupakan fantasi remaja yang menggambarkan masalah remaja, jalur karir, dan kenangan musim panas di sekolah menengah. Yuichi Abe sebagai sutradara sadar untuk membuat karya yang akrab dan ramah daripada berkelas.
Sang Raksasa Galaksi
Dalam mendesain sang Ultraman, konsep kuncinya adalah "Ultraman bersinar dalam 7 warna," dan desainnya digambar berdasarkan penggunaan LED 7 warna. Karena Zero menggunakan basis Seven Type, Ginga didasari oleh desain simpel Shodai Ultraman Type ditambah peletakan kristal bercahaya di beberapa bagian tubuh. Pada gambar desain, terdapat kristal pada paha dan tulang belikat belakang, tapi kemudian dihilangkan pada kostum hasil jadi karena berbagai resiko seperti jika suit actor berputar atau berbaring, maupun kristal lepas atau pecah karena tingkat regangan dan kontraksi material yang tinggi di bagian tersebut.
Sketsa desain Ginga dengan kristal pada paha. |
Dalam cerita, asal-usul Ginga tidak diketahui secara jelas bahkan sampai akhir dan dia juga jarang bicara, yang sengaja dilakukan sebagai kontras dari Zero yang asal-usulnya jelas dan sering berbicara. Adegan Ginga mendarat sambil berputar setelah transformasi berdasarkan galaksi Bima Sakti. Dalam pertarungan, teriakan Ginga berdasarkan kata-kata yang berhubungan dengan waktu, seperti "deiyaa" berdasarkan gabungan kata day (hari) dan year (tahun) dengan pengucapan orang Jepang, dan yang paling sering digunakan adalah "shoora!" berdasarkan kata shourai yang berarti masa depan.
Hikaru Raido adalah sang tokoh utama yang bertransformasi menjadi Ginga. Pada tahap awal proyek, sebelum Ultlive ditetapkan sebagai istilah aktivasi ketika transformasi, ada juga ide lain untuk istilahnya seperti Ultride dan Ultrise, dan nama belakang Hikaru yaitu Raido berdasarkan kata Ride pada ide Ultride tadi. Nama Hikaru berdasarkan konsep "Ultraman bersinar" pada tahap desain Ginga, karena Hikaru bisa diartikan menjadi bersinar. Awalnya juga ada usulan karakternya adalah seorang mahasiswa sekaligus otaku karena dia bertransformasi dengan mainan soft vinyl.
Mainan Sebagai Sumber Kekuatan
Sejak awal, Ultraman selalu lekat dengan penjualan mainan karena sebagian besar alat transformasi juga dijual selain action figure. Namun karena Ginga diproduksi ketika Bandai lebih berpengaruh dari karya-karya Ultra sebelumnya, ditambahkan unsur "benda kunci" untuk menghasilkan suara berbeda-beda pada alat transformasi (Ginga Spark) seperti yang sering dilakukan pada Kamen Rider dan Super Sentai beberapa tahun terakhir. Mengingat anggaran yang diperketat, mereka tidak bisa menjual lini mainan berbeda sebagai benda kunci, sehingga lini sofubi (soft vinyl) yang hampir selalu wajib dibuat pada tokusatsu untuk anak-anak, sekaligus menjadi benda kunci yang juga tampil dalam cerita dengan nama Spark Dolls.
Jika benda koleksinya berupa kartu atau benda kecil seperti USB, ukuran dan bentuknya bisa disesuaikan sejak tahap rencana, tapi karena Spark Dolls adalah sofubi, terasa lebih sulit karena ukuran dan bentuknya berbeda-beda tergantung karakter. Sebagai solusinya, dipasang stiker yang disebut Live Sign pada bawah kaki setiap Spark Dolls, yang akan dipindai untuk menghasilkan suara berbeda-beda pada Ginga Spark. Bahan sofubi dilapisi oleh resin epoxy transparan untuk mencegah stiker terkelupas karena stiker sulit diperbaiki.
Ultraman Taro sebagai satu-satunya Spark Doll dengan kesadaran sendiri dan menjadi mentor Hikaru dalam rangka 40 tahun sejak serialnya dimulai. |
Untuk memberikan perasaan khusus pada tindakan transformasi menjadi Ultraman, dilakukan transformasi dua tahap. Hikaru melakukan Ultlive menjadi berbagai kaiju (dan sesekali Ultraman
senior) lebih dahulu untuk melawan kaiju hasil Darklive, dan ketika
keberaniannya memuncak, Ginga Spark Doll muncul dan barulah dia bisa
menjadi Ginga. Sekilas agak mirip dengan Kamen Rider Decade dan Kaizoku Sentai Gokaiger, tapi dibalik menjadi wujud karakter terdahulu sebelum menggunakan wujud utama.
Namun karena sang pahlawan tidak dapat memegang alat transformasi dan sofubi setelah bertransformasi menjadi kaiju, dibuat seolah-olah sang pahlawan berada di dalam Ultraman dan kaiju setelah transformasi, sehingga pengaturan "ruang batin" dilakukan. Ada kekhawatiran konsep ini akan mengguncang nuansa "mistik" Ultraman, karena akan terlihat seperti sang pahlawan mengendarai dan mengendalikan Ultraman bagaikan robot. Tapi ruang batin ini ditafsirkan sebagai versi terbaru dari adegan serial Ultraman pertama, dimana pahlawan dan Ultraman berinteraksi di ruang yang berbeda, dan kesadaran pahlawan setelah transformasi divisualisasikan. Visualisasi kesadaran pahlawan setelah transformasi menjadi pelopor untuk serial Ultraman penerusnya.
Penyesuaian Anggaran Dalam Syuting
Alur cerita keseluruhan terdiri dari periode pertama (10 Juli hingga 14 Agustus 2013), film pertama, periode kedua (20 November hingga 18 Desember 2013) dan film kedua. Dari segi cerita, periode pertama adalah liburan musim panas, periode kedua adalah awal semester kedua, dan versi filmnya merupakan sekuel dari periode pertama dan kedua, dengan para tokoh utama mengenakan pakaian yang berbeda. Karena sulit untuk memproduksi empat babak cerita dalam setahun seperti seri berturut-turut setelah Ultraseven, masalah pengamanan slot siaran dan biaya diselesaikan dengan penyiaran di dalam Shin Ultraman Retsuden, dan produksi dibatasi hingga 13 episode, termasuk teater spesial.
Lokasi Sekolah Dasar Furuhoshi di dunia nyata adalah Sekolah Dasar Kitagaidori yang terbengkalai di dekat Stasiun Keio Nagayama, yang tak hanya sebagai lokasi cerita saja tapi juga beberapa ruangan digunakan untuk kebutuhan lain seperti syuting latar hijau, kokpit Jean-Killer/Jean-Nine, ruang staf dan lain-lain. Perkembangan terjebak di lahan sekolah dasar di bagian akhir cerita adalah hasil dari kebutuhan untuk menekan biaya lokasi sambil membangun total anggaran, yang menghasilkan pandangan dunia yang mirip dengan manga Hyoryu Kyoshitsu yang ceritanya berlangsung di satu tempat, dengan mempertimbangkan kondisi dan membalikkan kesimpulan bahwa hanya satu lokasi yang akan digunakan untuk pengambilan gambar. Adegan lain difilmkan hanya di tepi Danau Sagami, dan kompilasi tambahan baru difilmkan di depan Stasiun Pusat Keio Tama oleh tim Retsuden. Syuting tidak dilakukan per episode, tetapi setiap adegan diambil potongan-potongan sesuai dengan kenyamanan sutradara dan lokasi syuting.
Set efek khusus dibuat di Nikkatsu Studios. Potongan efek khusus prajurit Ultra dan kaiju awalnya direncanakan untuk menggabungkan pemandangan nyata dengan syuting latar belakang hijau seperti di Daikaiju Battle: Ultra Ginga Densetsu The Movie. Tapi akhirnya diubah menjadi syuting miniatur untuk mengekspresikan karakteristik pertarungan karakter secara lebih menarik.
Dalam karya ini, di mana sebuah sekolah dasar menjadi pusat cerita, sejumlah besar pemeran tambahan akan diperlukan untuk menggambarkan warga memperhatikan kaiju dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk mencegah masyarakat umum memperhatikan pertempuran antara Ultraman dan kaiju, plot diubah menjadi pertempuran di pegunungan tanpa terlihat warga, dan syuting diubah dari biasanya 40 meter menjadi 50 meter, yang telah menjadi norma dalam serial tersebut. Oleh karena itu, ukuran Ginga ditetapkan pada 20 hingga 30 meter (ukuran yang sama dengan Ultraman tamu dalam karya ini), bertujuan untuk ukuran yang cukup besar agar karakter dapat dilihat di layar. Miniatur untuk efek khusus juga dibuat lebih besar dari sebelumnya agar sesuai dengan perubahan ukuran tubuh, dan pertempuran dikembangkan di hutan pegunungan dengan memanfaatkan hutan pegunungan, kendaraan, dan menara baja.
Selain itu, karena keterbatasan anggaran, cakrawala langit biru tidak digunakan dalam pertempuran raksasa untuk meningkatkan kesan ruang yang berbeda. Kedalaman langit diekspresikan oleh efek pencahayaan, tetapi efek langit biru yang disebabkan oleh pencahayaan menjadi tidak alami. Akibatnya di ruang unik dengan langit mendung abu-abu dan berdebu, kecuali untuk pemandangan malam.
Masa Depan Generasi Baru
Pada awal penayangan, Ginga tidak terlalu populer. Baru setelah jeda periode pertama dan penayangan film pertama di bioskop, karya ini mulai menarik perhatian masyarakat secara lebih luas dan mendapat basis penonton yang lebih konsisten di luar hanya anak-anak saja. Ketika periode kedua tayang, tanggapan pemirsa sangat positif dibandingkan dengan paruh pertama serial. Rating yang cukup baik berhasil menyenangkan manajemen atas di FIELDS dan Bandai, sehingga TsuPro diberi izin untuk melanjutkan ke musim berikutnya; Ultraman Ginga S di tahun 2014.
Ginga memulai era baru dalam serial Ultra yang disebut New Generation Heroes, dimana istilah ini pertama kali disebutkan dalam promosi film "Ultraman Orb: Kizuna no Chikara, Okarishimasu" di tahun 2017. Meski jumlah episode setiap karya menjadi setengah tahun bergantian dengan serial antologi, mereka menjadi era pertama dalam sepanjang serial Ultra dimana tidak ada jeda tayang pada tahun tertentu. Terhitung di tahun 2023, New Generation Heroes sudah berjalan selama 10 tahun berturut-turut.
Sumber
- https://m-78.jp/pressrelease/130412_tsuburaya50th
- https://m-78.jp/videoworks/ultraman_ginga/
- https://m-78.jp/character/ginga/
- https://tsuburaya-prod.com/heroes/ultraman-ginga
- https://ja.wikipedia.org/wiki/%E3%82%A6%E3%83%AB%E3%83%88%E3%83%A9%E3%83%9E%E3%83%B3%E3%82%AE%E3%83%B3%E3%82%AC
- https://dic.pixiv.net/a/%E3%82%A6%E3%83%AB%E3%83%88%E3%83%A9%E3%83%9E%E3%83%B3%E3%82%AE%E3%83%B3%E3%82%AC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar