
23 Desember 2010, film Ultraman ini pertama kali tayang di bioskop Jepang. Judul internasionalnya adalah Ultraman Zero: The Revenge of Belial.
Proyek 45 Tahun Raksasa Cahaya
Setahun setelah Daikaiju Battle: Ultra Ginga Densetsu THE MOVIE, film layar lebar Ultraman berikutnya juga dirilis pada bulan Desember setahun kemudian. Jika Ultra Ginga Densetsu didistribusikan oleh Warner Bros, Belial Ginga Teikoku (BGT) kembali didistribusikan oleh Shochiku seperti kebanyakan film Ultraman sebelumnya. Tahun 2011 akan menjadi perayaan 45 tahun waralaba Ultraman, sehingga Tsuburaya Productions menjadikan film ini sebagai proyek pertama dalam perayaan tersebut. Sesuai judulnya, Ultraman Zero, yang pertama kali muncul dalam Ultra Ginga Densetsu, menjadi tokoh utama dalam film ini.
Karena waktu produksi yang hanya 9 bulan, tidak mungkin untuk menggunakan latar grafik komputer (CG) dengan layar hijau sepenuhnya seperti pada film sebelumnya. BGT cukup banyak menggunakan lokasi sungguhan yaitu Prefektur Yamaguchi, Kota Kitakyushu di Prefektur Fukuoka, dan Prefektur Kumamoto. Adegan Kuil Baradhi difilmkan di gua batu kapur Shouyoudou di Prefektur Yamaguchi, dan untuk pertama kalinya dalam sejarah perfilman, pengambilan gambar dilakukan di dekat langit-langit gua.
Sebagai jembatan antara kedua film, dibuat OV (Original Video) berjudul Ultra Ginga Densetsu Gaiden: Ultraman Zero VS Darklops Zero yang turut mengembalikan tiga dari lima anggota ZAP Spacy. Meski bukan menjadi fokus cerita, Darklops Zero sempat muncul pada awal film ini.
Kisah yang Terpengaruh Film Fiksi Ilmiah
Alur cerita dan latarnya dipengaruhi oleh film Uchu kara no Message, yang ditonton oleh sutradara Yuichi Abe dan lainnya di sela-sela pertemuan, serta film favorit masa kecil Abe yaitu Princess of Mars dan Star Wars. Latar cerita tentang seorang anak laki-laki dan seorang wanita yang melakukan perjalanan bersama di luar angkasa juga merupakan penghormatan kepada Galaxy Express 999, dengan Zero bergabung bersama mereka.
Dibandingkan dengan karya sebelumnya, kelompok usia target digeser kembali ke basis penggemar inti. Meskipun merupakan karya yang berorientasi pada orang dewasa seperti Ultraman Nexus yang dahulu disutradarai oleh Abe, sifat dasarnya adalah karya untuk anak-anak. Oleh karena itu, episode terakhir Nexus berakhir dari perspektif anak-anak, dan Abe menganggap karya ini sebagai kelanjutan dari sana.
Konsep aslinya didasarkan pada latar dunia Daikaiju Battle Ultra Galaxy, yang menampilkan seorang anak laki-laki yang memulai perjalanan untuk menemukan orang tuanya, di mana dia bertemu dengan seorang wanita dan wujud manusia Zero, dengan tokoh wanita itu dikonsepkan sebagai saudara perempuan Belial. Unsur petualangan dan perspektif anak-anak tercermin dalam hasil akhir film. Tujuannya adalah agar Zero berpikir "Manusia itu hebat" setelah bertemu dengan seorang anak yang polos. Latar cerita ini dirancang sedemikian rupa sehingga kisah tentang dua bersaudara yang mewarisi kekuatan legendaris dari ayah mereka untuk menyelamatkan Zero dan dunia beririsan dengan dinamika hubungan ayah-anak antara Ultraseven dan Zero.
Dunia ini penuh dengan orang jahat, yang tertarik pada mereka yang bahkan lebih kuat dari diri mereka sendiri. Karya ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa dunia tidak hanya dipenuhi oleh orang baik. Awalnya, rencananya adalah untuk memasukkan penjahat manusia juga, menjadikan sebuah cerita di mana manusia memiliki kebaikan dan kejahatan, tapi pada akhirnya dia berdiri untuk menyelamatkan umat manusia. Namun, rencana ini dibatalkan karena keterbatasan waktu.
Sang Raksasa Cahaya dan Inang Manusia
Dalam film sebelumnya, interaksi dengan manusia sangat minim. Karena Ultraman adalah pahlawan bagi umat manusia, tema di sini adalah untuk menggambarkan pertemuan Zero dengan manusia, mengeksplorasi bagaimana dia memandang mereka dan secara bertahap semakin dekat dengan mereka. Ada gagasan agar Zero meniru wujud manusia seperti Seven, tetapi pada akhirnya, diputuskan bahwa merasuki tubuh seorang manusia muda—seperti yang dilakukan Shodai Ultraman—akan memungkinkannya untuk lebih memahami umat manusia dan menciptakan narasi yang lebih dramatis.
Ada pertimbangan untuk Mamoru Miyano, pengisi suara Zero, untuk memerankan wujud manusianya. Namun, penampilan Miyano yang anggun, urban, dan ramping tidak sesuai dengan citra Ran yang kasar dan liar. Karena itu, Yu Koyanagi, yang memiliki kualitas liar namun lembut, secara resmi dipilih untuk peran tersebut. Pakaian Ran didesain berdasarkan seragam Ultra Keibitai yang dikenakan Dan Moroboshi di serial Seven.
Aliansi Pahlawan Raksasa
Tema karya ini berpusat pada ikatan antara sekutu dan keluarga. Bersama para Prajurit Ultra, muncul karakter-karakter yang didesain ulang, terinspirasi oleh para pahlawan, monster, dan alien dari karya-karya TsuPro lainnya. Penyertaan karakter-karakter ini bertujuan untuk membedakan karya ini dari karya sebelumnya, yang merupakan karya gabungan para Pahlawan Ultra. Namun pada akhirnya, kelompok yang disebut Ultimate Force Zero ini menghasilkan penciptaan kembali latar Federasi Galaksi yang awalnya dikonsepkan pada tahun 1970-an ketika Ultraman Ace tayang.

Mirror Knight dibuat berdasarkan Mirrorman. Dibandingkan versi aslinya yang berwajah ala manusia seperti Ultraman, desain Mirror Knight dibuat lebih mirip dengan versi manga yang dipublikasikan oleh Shogakukan. Ciri khasnya adalah berwarna hijau, tapi karena penampilannya difilmkan dengan latar belakang layar hijau, awalnya diperkirakan warnanya harus diubah. Namun, mereka berhasil menemukan warna untuk garis-garis tersebut yang hampir tidak tertangkap oleh layar hijau.
Glen Fire dibuat berdasarkan Fireman. Mirror Knight dan Glen Fire didasarkan pada konsep "bentuk kehidupan yang berbeda dari penduduk Bumi," jadi untuk membedakan mereka dari Ultraman dan memberi mereka penampilan seperti alien, fitur wajah seperti mata dan mulut sengaja dihilangkan. Meskipun Fireman versi asli memiliki mata besar, versi ini tidak memiliki mata, mulut, atau hidung untuk menyampaikan kesan "alien yang pikirannya mustahil untuk dibaca." Awalnya, solusi CG dipertimbangkan untuk membuat kepala selalu menyala, namun untuk mengantisipasi penggunaan di masa mendatang dalam acara dan film, diputuskan bahwa properti fisik akan lebih disukai, yang menyebabkan dimasukkannya api ke dalam desain itu sendiri.
Jean-Bot dibuat berdasarkan Jumborg Ace. Namun, penggabungan mekanisme transformasi ke dalam bentuk terbangnya menghasilkan desain yang lebih menekankan sifat robotiknya daripada versi aslinya, dimana versi Jumborg Ace memiliki siluet lebih mirip Ultraman. Karena proses transformasi versi aslinya tidak jelas, ketika menyempurnakannya untuk audiens modern, tujuannya adalah untuk menyampaikan kesan transformasi yang tepat sebisa mungkin, dan untuk mencapai hal ini, meskipun hanya untuk pertunjukan, proses transformasi imajiner digambar. Mengingat latar belakangnya sebagai robot yang diciptakan oleh manusia, mata ditambahkan agar menyerupai manusia.
Evaluasi
Pada minggu pembukaannya, film ini debut di peringkat #10 dalam peringkat jumlah penonton film (menurut Kogyo Tsushinsha) dan #5 dalam peringkat kepuasan hari pertama Pia (menurut Pia Eiga Seikatsu). Pendapatan box office mencapai 400 juta yen (menurut Kinema Junpo).
Di kemudian hari, ketiga pemeran utama dalam film ini masih kembali dalam beberapa karya Ultraman. Yu Koyanagi, pemeran Ran, nantinya memerankan Yuichiro Asakage di Ultraman Decker. Dia mengingat asisten produser Decker berkata kepadanya, “Menonton Belial Ginga Teikoku membuatku ingin bergabung dengan Tsuburaya Productions.” Hal ini membuat Koyanagi sangat menyadari pengaruh luar biasa Ultraman dalam hidupnya dan dia bertekad untuk memberikan yang terbaik sekali lagi.
Tatsuomi Hamada, pemeran Nao, nantinya memerankan Riku Asakura alias Ultraman Geed. Koyanagi mengingat Hamada mengatakan "Aku ingin menjadi Ultraman" ketika di dalam bus ke lokasi syuting, dan ketika mendengar berita tentang Geed, dia sangat bahagia hingga meneteskan air mata, melihat mimpi Hamada menjadi kenyataan. Pada salah satu acara Ultra Expo di tahun 2025, Hamada kembali memerankan Nao yang sudah tumbuh besar dan bertemu Riku dalam wujud Geed, dimana keduanya dibuat tampil bersamaan lewat layar besar pada panggung.
Belial Ginga Teikoku menjadi salah satu film di awal karir Tao Tsuchiya, pemeran Emerana, yang kini semakin bersinar di industri drama televisi dan film. Tsuchiya kembali memerankan peran Emerana dalam Ultraman Zero Gaiden: Killer The Beatstar. Di kemudian hari, Tsuchiya masih ikut dalam beberapa acara Ultraman karena dia juga menggemari tokusatsu.
Sumber
- https://ja.wikipedia.org/wiki/%E3%82%A6%E3%83%AB%E3%83%88%E3%83%A9%E3%83%9E%E3%83%B3%E3%82%BC%E3%83%AD_THE_MOVIE_%E8%B6%85%E6%B1%BA%E6%88%A6!%E3%83%99%E3%83%AA%E3%82%A2%E3%83%AB%E9%8A%80%E6%B2%B3%E5%B8%9D%E5%9B%BD
- https://cocreco.kodansha.co.jp/telemaga/news/feature/kaijubiyori/FA16t
Tidak ada komentar:
Posting Komentar