Senin, 15 Juli 2024

Informasi Produksi Ultraman Ginga S

15 Juli 2014, serial Ultra ke-26 ini memulai episode perdananya.


Kelanjutan Pahlawan Generasi Baru

Sesuai judulnya, karya ini merupakan sekuel dari Ultraman Ginga. Mengambil latar waktu 2 tahun setelah cerita sebelumnya, Ginga S mengembalikan tradisi pasukan khusus yang tidak muncul dalam karya sebelumnya, dan menambahkan Ultraman baru. Dari segi produksi, skalanya juga menjadi lebih besar dari serial Ginga pertama, dengan efek khusus miniatur yang diperluas dan lebih banyak lokasi syuting.

Karya ini melakukan promosi bersama dengan Nissan Motor Co., dan kendaraan listrik 100% buatan Nissan digunakan sebagai kendaraan pasukan khusus. Mobil ini digunakan secara aktif dalam cerita, seperti dalam satu adegan dimana mobil digunakan sebagai sumber listrik cadangan ketika pangkalan mengalami pemadaman listrik, seperti mobil listrik yang sebenarnya.


Perubahan Pemeran & Staf Produksi

Perencanaan untuk karya ini sudah berlangsung selama penayangan serial Ginga pertama. Karena setiap serial TV Heisei Ultraman telah disiarkan setelah hiatus yang lama, orang tua dari generasi yang tidak menyiarkan Ultraman di masa kecil mereka tidak akan memiliki perasaan untuk menunjukkan Ultraman kepada anak-anaknya sendiri, sehingga serial mulai ditayangkan terus menerus tanpa jeda. Biasanya, karya berikutnya akan menggunakan pahlawan baru, namun karena Ginga hanya berjumlah 13 episode dan ada kebijakan untuk melanjutkan lini mainan Spark Doll, pahlawan baru diposisikan sebagai rekan atau pahlawan kedua, sedangkan Ginga masih menjadi tokoh utama.

Para pemeran dan tokoh diperbarui hampir seluruhnya dengan pengecualian Takuya Negishi sebagai Hikaru Raido/Ginga dan Takuya Kusakawa sebagai Tomoya Ichijoji yang masih dari serial Ginga pertama. Namun sebelum Ginga S dimulai, sudah ada pertanda bahwa teman-teman Hikaru dari serial sebelumnya juga akan kembali pada paruh kedua serial. Pada bagian staf produksi, sutradara Yuichi Abe digantikan oleh Koichi Sakamoto, sutradara yang dikenal lewat Power Rangers dan pertama kali menyutradarai karya Ultraman pada film Ultra Ginga Densetsu tahun 2009. Banyak diantara pemeran tokoh baru dalam Ginga S merupakan rekomendasi dari Sakamoto, dimana kebanyakan juga sempat berperan dalam karya Kamen Rider yang beliau sutradarai. 

Pada bagian komposisi serial sekaligus penulis, Keiichi Hasegawa digantikan oleh Yuji Kobayashi dan Takao Nakano. Kedua nama ini nantinya masih akan terlibat pada beberapa karya Ultraman setelah Ginga S hingga saat ini. Kiyotaka Taguchi untuk pertama kalinya menjadi sutradara untuk beberapa episode serial utama Ultra, setelah sebelumnya terlibat dalam proyek sampingan seperti Ultra Zone dan Neo Ultra Q, dan beliau hampir selalu terlibat dalam serial Ultra hingga 10 tahun kedepan. Syuting dilakukan oleh satu tim, dengan anggota staf yang sama mengambil alih cerita utama dan efek khusus, dan pengambilan gambar dilakukan dari bulan Maret hingga pertengahan Agustus 2014.


Wujud Baru Sang Raksasa Galaksi

Karena kembali menjadi pahlawan utama, Ginga tentunya mendapat peningkatan terbaru. Setelah Ginga pertama menggunakan perubahan ke kaiju dan Ultra terdahulu (Ultlive), kali ini dibuat wujud baru yang menggunakan kekuatan Enam Ultra Bersaudara. Karena total jumlah episode Ginga S hanya 16, agak sulit untuk membuat wujud baru berdasarkan setiap Ultraman, sehingga Ultraman Taro dipilih sebagai basis dari wujud Ultraman Ginga Strium, karena Taro menjadi seperti mentor bagi Hikaru pada serial sebelumnya.

Desain Ginga Strium memiliki banyak unsur Taro yang ditambahkan kepada kepala dan armor pundak Ginga, antara lain motif seperti kancing dan armor pelindung. Garis tubuhnya diubah menjadi bentuk yang lebih sesuai dengan Taro. Aksinya didasarkan pada sikap berdiri Taro, dan dimaksudkan seperti seorang ahli kung fu yang menggunakan gerakan minimal untuk menangkis serangan lawan. Ada ide untuk menambahkan Ultra Horn seperti Taro, namun ditolak karena akan menjadi sangat berbeda dari citra Ginga.


Sang Raksasa Bawah Tanah

Ultraman Victory menjadi Ultraman baru yang muncul dalam serial ini. Jika Ginga melambangkan masa depan, maka Victory melambangkan masa lampau. Seperti dunia bawah laut pada film Ultraman Cosmos 2: THE BLUE PLANET, Victory adalah pahlawan dunia bawah tanah, sedangkan Ginga adalah pahlawan permukaan tanah. Terdapat perselisihan antara dunia atas dan bawah tanah, namun mereka akhirnya berdamai.

Penampilannya didasarkan pada huruf V di namanya, dan warna hitam untuk pertama kalinya digunakan sebagai warna dominan pada pahlawan Ultra setelah biasanya digunakan pada Ultraman jahat atau musuh yang menyerupai para Ultra. Karena bukan sang Ultraman utama, desainnya dibuat sedikit eksentrik dan lebih berani, menyimpang dari unsur tradisional yang sudah digunakan pada Ginga. Awalnya bagian kristal di kepala didesain lebih besar dan menusuk, namun karena ada kesulitan dalam pemodelan, maka dibuat menjadi seperti hasil akhir ini.

Berbeda dari Ginga yang berubah menjadi kaiju terdahulu melalui Ultlive, Victory memiliki Ultrance, yaitu penguatan pada lengan kanan Victory dengan kemampuan kaiju terkait. Alih-alih membuat bagian penguat berbentuk kaiju baru seperti senjata yang disusun dengan buruk, bagian unik dari kaiju langsung dipasang ke lengan kanan. Satu-satunya bagian yang baru dibuat hanyalah bagian sambungan.


"Hidup Berdampingan" Sebagai Tema Cerita

Karena jangkauan ceritanya dibuat lebih luas dari Ginga pertama, Ginga S menggunakan tema "hidup berdampingan" sebagai latar cerita. Tidak hanya antara manusia dengan kaiju dan alien saja seperti Cosmos, tapi juga dengan kehidupan manusia di bawah tanah yang disebut Victorian. Bangsa ini memiliki keraguan pada manusia permukaan karena konflik memperebutkan kristal energi yang disebut Victorium, sehingga mengisolasi kehidupan mereka di bawah tanah untuk hidup dengan damai. Kontras dari karya sebelumnya yang menggambarkan masa remaja seorang siswa SMA, Ginga S menampilkan tokoh utama Hikaru yang melangkah ke dunia dewasa, dan berpusat pada hubungannya dengan Sho, penduduk Victorian yang berubah menjadi Victory, yang memiliki nilai berbeda.

Karena pasukan khusus tidak muncul dalam serial Ginga pertama, maka UPG menjadi organisasi yang baru didirikan dan belum lengkap, karena tidak sesuai dengan pasukan khusus dengan kekuatan militer yang besar. Oleh karena itu, pengembangan dimana Hikaru yang masih amatir dan tidak memiliki pelatihan khusus sudah terdaftar pada UPG sejak awal sempat dipertimbangkan. Karena ini adalah organisasi kecil, tidak perlu lagi membangun set besar dalam hal produksi. Pengembangan seputar Victorium Cannon di tahap akhir cerita didasarkan pada tema amukan teknologi manusia yang sudah sering dibahas pada beberapa serial Ultra terdahulu, namun Ginga S secara khusus mengangkat tema dunia pasca kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi di dunia nyata.

Sejak cerita dimulai, Ginga S sudah memiliki antagonis utama yaitu Alien Chibull bernama Exceller. Menyesuaikan tema hidup berdampingan, Exceller secara kontras menggunakan kaiju yang dia kirim untuk menyerang bumi hanya sebagai pion. Seperti Alien Chibull aslinya di Ultraseven episode 9 yang memiliki bawahan yaitu robot berwujud wanita bernama Zero One, Exceller memiliki Android One Zero dengan penampilan lebih futuristik sebagai antagonis kedua di paruh awal serial. Drama mengenai One Zero yang perlahan mempelajari emosi manusia juga menjadi unsur penting dalam karya ini.


Teknik Baru Dalam Perfilman Ultraman

Ini adalah pertama kalinya Sakamoto bertanggung jawab atas tokusatsu miniatur berskala penuh, karena karya pertamanya dalam waralaba Ultra yaitu film Ultra Ginga Densetsu sebagian besar menggunakan layar hijau. Dalam adegan aksi, Kiyotaka Uji yang berperan sebagai Sho menerapkan teknik pukulan dengan menggunakan gerakan lengan, dan Yukari Taki yang berperan sebagai Arisa Sugita menerapkan teknik menendang dengan menggunakan kaki yang panjang, dan seterusnya, mengandalkan kekuatan para aktor untuk menambahkan tindakan mereka sendiri. Dalam hal efek khusus, banyak adegan ruang terbuka digunakan atas permintaan Sakamoto. 

Selain itu, set terbuka dibuat di pegunungan dan set miniatur dibuat untuk menangkap pemandangan dahsyat dari ledakan besar. Berbeda dengan karya sebelumnya yang berlatarkan ruang terbatas di sebuah sekolah dasar, pasukan khusus kini muncul, sehingga kaiju bisa muncul di perkotaan biasa. Dekorasi dan miniaturnya menjadi lebih cantik, serta penggunaan CG dan bubuk mesiu bisa dilihat sepanjang serial.

Untuk syuting, kamera digital RED, yang dapat mengambil gambar mirip dengan film, diperkenalkan mulai dari karya ini. Pengenalan RED telah dipertimbangkan sebelumnya, namun butuh waktu untuk mewujudkannya karena masalah seperti kepekaan terhadap getaran. Sutradara fotografi Hajime Takahashi memuji kemampuannya untuk secara bebas mengubah jumlah bingkai seperti kamera film dan kemampuan merekam dalam resolusi 4K untuk memperluas ekspresi pengomposisian.


Evaluasi

Berkat keterlibatan Sakamoto, jumlah ledakan untuk adegan ukuran manusia maupun raksasa menjadi lebih banyak dari biasanya, dan aksi ukuran manusia dengan aktor sebelum transformasi lebih tersorot karena merupakan keahlian sang sutradara. Namun pada saat yang sama, Ginga S juga mendapat kritik dari beberapa pemirsa yang merasa karakteristik Ultraman yang berat, sesuai wujudnya sebagai raksasa, menjadi berkurang dari biasanya. Mungkin sebagai tanggapan dari opini tersebut, Sakamoto memperkuat penggambaran Ultraman dan kaiju sebagai raksasa dengan mengurangi ledakan besar dan arahan cepat ketika beliau kembali menjadi sutradara utama Ultraman 3 tahun kemudian.

Mulai dari Ginga S, serial Ultra mendapat film yang menceritakan apa yang terjadi pada para tokohnya setelah episode terakhir. Film dengan sub-judul Kessen! Ultra 10 Yushi!! (Pertarungan Penentuan! 10 Prajurit Pemberani Ultra!!) menampilkan Ultraman era Heisei mulai dari Ultraman Tiga sampai Zero membantu Ginga dan Victory. Beberapa hari setelah perilisan film ini di tanggal 14 Maret 2015, miniseri berjudul Ultra Fight Victory tayang mulai 31 Maret di tahun yang sama, yang sesuai judulnya berfokus pada sang raksasa bawah tanah.



Sumber

  • https://m-78.jp/ginga/2014/
  • https://m-78.jp/videoworks/ultraman_ginga_s/
  • https://ja.wikipedia.org/wiki/%E3%82%A6%E3%83%AB%E3%83%88%E3%83%A9%E3%83%9E%E3%83%B3%E3%82%AE%E3%83%B3%E3%82%ACS
  • https://dic.pixiv.net/a/%E3%82%A6%E3%83%AB%E3%83%88%E3%83%A9%E3%83%9E%E3%83%B3%E3%82%AE%E3%83%B3%E3%82%ACS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar