Rabu, 17 Mei 2023

Informasi Produksi Spider-Man

17 Mei 1978, tokusatsu produksi Toei berdasarkan salah satu tokoh Marvel Comics ini memulai episode perdananya. 


Serial Televisi Manusia Laba-laba

Sesuai namanya, karya ini berdasarkan tokoh komik Marvel bernama sama yang lahir pada tahun 1962. Serial ini bukanlah Spider-Man versi Jepang pertama, karena sebelumnya sudah ada versi manga tahun 1970 yang ditulis oleh Kosei Ono dan Kazumasa Hirai dan digambar oleh Ryoichi Ikegami. Versi tokusatsu ini memiliki banyak sekali perubahan dari berbagai unsur Spider-Man selain penampilannya sendiri.


Kerjasama Perusahaan Superhero Amerika & Jepang

Semua dimulai oleh Gene Pelc, seorang pebisnis dari Amerika. Beliau menikahi seorang wanita Jepang yang dia kenal saat sekolah di Amerika, kemudian pada tahun 1970-an jadi sering mendatangi negara asal istrinya itu. Pelc adalah seorang penggemar buku komik, dan selama di Jepang beliau sering melihat manga (komik Jepang) tapi sangat jarang menemukan komik Amerika. Dia menghubungi Marvel, dan mereka mengatakan kalau sempat ada komik yang diekspor ke Jepang tapi banyak yang kembali karena tidak laku. 

Pelc kemudian menawarkan diri untuk membantu Marvel karena merasa ada peluang untuk komik mereka diterima di Jepang jika ditampilkan secara benar. Dia akan mencari tahu dimanakah kesalahan publikasi sebelumnya, dan beruntunglah Stan Lee, pencipta banyak karakter Marvel, setuju dengan ide ini. Selama riset di Jepang, Pelc menyadari mengapa komik Amerika gagal di Jepang; komik Amerika dimaksudkan untuk dibaca, sedangkan komik Jepang untuk dilihat. Komik Amerika seperti buku ilustrasi dengan balon dialog yang harus dibaca, sedangkan manga tak hanya ada dialog tapi juga punya adegan aksi yang menarik perhatian pembaca.

Stan Lee & Gene Pelc

Selama berada di Jepang untuk riset, Pelc turut mengajak putranya yang masih anak-anak, yang bersama teman-temannya sering menonton serial televisi Kamen Rider. Meski tidak mengerti bahasanya, mereka sangat menyukai berbagai adegan aksi dan musiknya. Mengetahui Kamen Rider adalah serial produksi Toei, Pelc mencoba menghubungi perusahaan tersebut, dan secara beruntung bisa mewawancarai Yoshinori Watanabe, direktur Toei saat itu.

Pelc melakukan negosiasi dimana baik Marvel maupun Toei bisa saling menggunakan tokoh superhero satu sama lain. Kedua belah pihak setuju sehingga perjanjian telah ditetapkan. Namun untuk meyakinkan Stan Lee dan para petinggi Marvel, mereka harus menampilkan sesuatu dahulu sebagai presentasi. 

 

Perubahan Besar Dari Komik Aslinya

Awalnya proyek serial televisi ini akan dibuat berdasarkan legenda Yamato Takeru sebagai tokoh utama yang melintasi waktu ke masa kini, sedangkan Spider-Man menjadi tokoh pendukung. Namun kemudian Spider-Man yang dijadikan tokoh utama, sebagai pertimbangan akan orang Jepang yang kurang familiar dengan komik Amerika pada saat itu. Untuk memberi dampak yang kuat pada pemirsa, diperkenalkan unsur "pahlawan seukuran manusia yang juga mengendalikan robot raksasa."

Identitas asli Spider-Man disini bukanlah Peter Parker, melainkan Takuya Yamashiro. Tidak ada May Parker, Mary Jane Watson, Green Goblin, Doc Ock dan berbagai tokoh lain dari komik aslinya. Tak hanya perbedaan tokoh, secara cerita juga dibuat sangat berbeda. Marvel mengijinkan Toei membuat karakter dan cerita sesuai keinginan mereka, tapi dengan syarat penampilan dan kekuatan Spider-Man masih sama persis dengan aslinya.

Menyesuaikan dengan kebanyakan tokusatsu, Spider-Man memiliki "alat transformasi" yaitu Spider Bracelet. Gelang ini menginjeksikan ekstrak laba-laba pada tubuh Takuya, menyimpan Spider Protector (kostum Spider-Man), mengeluarkan Spider String, maupun menjadi alat komunikasi kendaraan dan pendeteksi musuh. Karena properti gelang versi jarak dekat dibuat dari bahan yang berat, versi ringan untuk adegan aksi lebih sering digunakan. Awalnya ada rencana Spider Bracelet akan dibuat mainan, namun mereka tidak mampu mereplikasikan gimik jaring keluar seperti pada serial, dan gelangnya terlalu besar untuk anak-anak sehingga terlihat seperti borgol bagi mereka.


Sang Aktor Pahlawan Laba-laba

Takuya Yamashiro diperankan oleh Shinji Todo, yang saat itu menggunakan nama panggung Kosuke Kayama. Todo sudah berakting sebagai peran figuran selama 3 tahun, dan Spider-Man adalah pertama kalinya dia mendapat peran utama. Awalnya Todo sama sekali tidak tahu siapa itu Spider-Man, sehingga dia mulai membaca komiknya.

Kosuke Kayama/Shinji Todo
sebagai Takuya Yamashiro

Sebelum syuting dimulai, semua orang dalam produksi dikumpulkan untuk menonton film Spider-Man produksi Columbia Pictures pada tahun 1977 dengan Nicholas Hammond sebagai Peter Parker. Todo menyukainya karena unsur manusiawi Spider-Man disini, sambil mengingat adegan saat Spider-Man bersin dibalik topengnya karena lupa minum obat. Meski begitu film ini dikritik oleh banyak orang, termasuk Stan Lee, salah satunya karena ciri khas seperti berayun dengan jaring hampir tidak ada, sehingga dari film ini mereka belajar untuk membuat karya yang lebih baik lagi.

Beberapa tahun sebelum mendapat peran Spider-Man, Todo kehilangan ayahnya. Pada adegan kematian ayah Takuya di episode pertama, sutradara memperbolehkannya berimprovisasi untuk adegan ini. Kalimat "Ayah! Jangan tinggalkan aku sendirian!" keluar begitu saja, dan pada saat itu dia berbicara bukan sebagai Takuya Yamashiro, tapi sebagai dirinya sendiri.

Hirofumi Koga di lokasi syuting.

Hirofumi Koga menjadi suit actor Spider-Man untuk adegan aksi berbahaya, tapi Todo yang mengenakan kostum untuk adegan kokpit robot. Koga yang memiliki latar belakang gimnastik diminta untuk sering bergerak membungkuk dan merangkak oleh koordinator stunt Osamu Kaneda, yang menggunakan pose-pose Spider-Man di komik Amerika sebagai referensi. Bagi Kaneda, karena Takuya terinjeksi ekstrak laba-laba, maka berbagai gerakannya juga menirukan hewan tersebut, sehingga berbagai pose dan aksi Spider-Man menjadi tidak biasa untuk tokusatsu pada saat itu.

Pada setiap adegan merangkak di dinding, Koga dipasangi tali pada bajunya dan kamera mengambil gambar sedemikian rupa untuk menyembunyikan tali. Dia mengingat kembali ketika mereka akan syuting salah satu adegan pembuka di Tokyo Tower dimana Spider-Man akan memanjatnya. Koga hanya perlu memanjat kaki menara, tapi tidak ada tali sebagai pengaman. Dia memanjat sekitar 30 sampai 40 meter hanya dengan tangan dan kakinya.


Kendaraan & Robot Raksasa Sebagai Andalan

Pelc menyadari serial tokusatsu pada dasarnya adalah iklan untuk menjual mainan dan tidak bisa hanya mengandalkan Spider-Man seorang diri saja, mereka perlu mainan untuk mendanai proyek. Mulai dicari apa yang cocok "dijual" berdasarkan komik Spider-Man yang sudah ada, tapi hasilnya nihil. Mengetahui Toei sudah pernah menampilkan robot pada anime dan tokusatsu produksi mereka yang juga dibuat mainan, Pelc mengusulkan Spider-Man ini akan menggunakan robot raksasa.

Spider Bracelet, Marveller
dan Spider Machine GP-7

Katsushi Murakami dihubungi oleh wakil direktur Toei untuk mendesain mainan pada proyek ini. Awalnya dia ragu apakah robot untuk Spider-Man akan laku, lalu meminta pendapat direktur Watanabe. "Jangan terjebak pada stereotipe, berpikirlah dengan bebas dan lakukan yang terbaik, itu adalah cara baru untuk belajar dari masa lalu!," kata Watanabe. 

Dengan ijin dan nasihat Watanabe tadi, Murakami memiliki ide Spider-Man dari luar angkasa mengendarai kapal yang bentuknya mirip patung Sphinx, yang untungnya tidak ada yang mempermasalahkan ide ini sama sekali. Kapal ini, yang dinamakan Marveller, menggunakan bentuk Sphinx diatasnya berdasarkan konsep oleh Murakami yaitu "mungkin Spider-Man dari luar angkasa yang membangun peradaban Mesir kuno." Beliau merasa ide robot ini sudah langsung diterima karena Daitetsujin 17, tokusatsu Toei yang menampilkan robot raksasa setahun sebelumnya terbukti populer.

Leopardon

Marveller dapat berubah menjadi robot raksasa yang dinamakan Leopardon, yang bisa dibilang menjadi ciri khas utama dari serial ini untuk membedakan dari inkarnasi Spider-Man lainnya. Murakami menamakannya berdasarkan tank Jerman yaitu Leopard, dengan dekorasi singa karena disukai anak-anak dan melambangkan kekuatan. Beliau juga menyebutkan tidak bisa membuat strukturnya terlalu rumit karena tidak mau membuat harga mainannya terlalu mahal.

Sebelum mengendalikan robot, Spider-Man juga memiliki sebuah mobil yaitu Spider Machine GP-7. Mobil ini memiliki pola laba-laba di bagian depan, mata Spider-Man di kaca depan, dan pipa knalpot di samping berdasarkan arthropoda. Meski banyak yang mengira GP disini adalah singkatan dari Grand Prix, tapi sebenarnya adalah inisial dari nama Gene Pelc, dan angka 7 karena merupakan angka keberuntungan.


Tanggapan Sebelum & Sesudah Tayang

Dari hasil syuting yang sudah dilakukan, Pelc dan para staf menyusun sebuah video pilot untuk dipresentasikan kepada Stan Lee dan orang-orang perusahaan. Pelc sebagai perantara Marvel dan Toei sangat gugup karena tanggapan mereka akan menentukan apakah dia masih akan bekerja (pada Marvel) atau tidak. Setelah pilot selesai ditonton, semuanya terdiam.

Orang perusahaan mengatakan, "Gene, kau sudah terlalu lama di Jepang. Tidak akan ada yang mau menonton ini. Apa-apaan ini? Ini bukan Spider-Man. Ini gila." Meski mereka mengejek karya ini karena terlihat konyol, tiba-tiba Stan Lee berdiri dan tepuk tangan. "Ini luar biasa, inilah buku komik yang hidup. Orang dewasa akan menyukainya karena unik, anak-anak akan suka karena aksinya luar biasa. Jika ini yang diinginkan pemirsa, kita berikan saja," kata Stan Lee. Pada saat itu para eksekutif berubah pikiran dan memuji Pelc, dan produksi bisa dilanjutkan.

Setelah tayang, serial Spider-Man ini menjadi populer berkat robot raksasa dan drama sosialnya. Rating pemirsa rata-rata 14%, menjadi salah satu yang tertinggi pada Tokyo Channel 12 di masa itu. Leopardon menjadi salah satu produk mainan tokusatsu yang tersukses pada saat itu, yang berkat kesuksesannya menjadi inspirasi serial Super Sentai tahun 1979 yaitu Battle Fever J untuk memiliki robot raksasa juga. Berdasarkan kepopuleran robot ini juga, Marvel merilis komik Shogun Warriors yang menampilkan para robot dari anime produksi Toei yaitu Yuusha Raideen, Wakusei Robo Danguard Ace dan Chodenji Robo Combattler V, dalam sebuah cerita baru berdasarkan lini mainan Mattel yang berjudul sama.


Kesulitan Dalam Distribusi & Masa Depannya

Meski sukses, serial Spider-Man Toei ini sempat tidak bisa dinikmati kembali selepas tamat karena Toei harus selalu membayar Marvel untuk menampilkannya kembali. Setelah perilisan VHS yang hanya berisi episode pertama, 31, dan versi film layar lebar pada akhir tahun 1980-an, tidak ada lagi video yang dirilis untuk waktu yang lama, dan perilisan CD lagu yang sampulnya menggunakan gambar Leopardon. Buku Chojin Gaho yang diterbitkan oleh Takeshobo pada tahun 1995 merupakan terakhir kalinya Toei dapat menampilkan foto Spider-Man, dan segala pembahasan resmi mengenai serial ini setelahnya tidak bisa menggunakan gambar sang pahlawan, hanya boleh Leopardon dan tokoh lainnya saja.

Pada tahun 2004, Toei mengumumkan akan merilis DVD-Box serial ini, namun karena "suatu keadaan," perilisan ditunda sampai waktu yang belum ditentukan. Akhirnya DVD-Box ini dirilis pada 9 Desember 2005, dengan foto Spider-Man bisa ditampilkan pada promosi lewat majalah. Meski begitu, Toei mengumumkan perilisan ini akan menjadi yang "pertama dan terakhir," dan sampai saat ini belum pernah ada rilisan baru dengan format yang lebih canggih seperti Blu-ray. Pada Agustus 2006, Bandai merilis Soul of Chogokin GX-33 Leopardon & Spider-Man, yang turut menyertakan Popynica GP-7 dan figure Soft Vinyl Spider-Man.

Barulah pada bulan Maret 2009, situs resmi Marvel menayangkan serial ini secara gratis dengan takarir bahasa Inggris. Untuk pertama kalinya setelah sekitar 30 tahun berlalu, Spider-Man Toei bisa dinikmati oleh fans di luar negeri secara resmi. Sayangnya penayangan ini sudah ditarik dari situs Marvel beberapa tahun yang lalu. Pada tahun 2014, Spider-Man (Takuya Yamashiro) dan Leopardon untuk pertama kalinya muncul dalam komik Spider-Verse dimana dia juga bertemu para Spider-Man lain seperti Miles Morales dan Spider-Man 2099/Miguel O'Hara.

Pada tahun 2020, Bandai merilis berbagai produk Spider-Man Toei. Mulai dari S.H.Figuarts Spider-Man, perilisan ulang Soul of Chogokin Leopardon yang kali ini dengan bonus Spider Bracelet yang memiliki elektronik dan suara, Super Mini-Pla Leopardon dan berbagai produk lainnya. Kepopuleran Spider-Man Toei mulai naik kembali.

Pada 20 November 2020, acara dokumenter Marvel 616 yang tayang pada layanan distribusi Disney+ menampilkan cerita produksi Spider-Man Toei pada episode pertamanya yang berjudul "Japanese Spider-Man." Sebagian besar materi dalam dokumenter tersebut menjadi referensi kami dalam menulis informasi produksi ini. Marvel 616 sempat bisa disaksikan secara resmi pada Disney+ Hotstar di Indonesia, tapi sayangnya untuk saat ini sedang tidak tersedia. 

Phil Lord, salah satu produser film Spider-Man: Into The Spider-Verse, dalam cuitannya di Twitter pada tahun 2019 mengkonfirmasi Spider-Man Toei sedang didesain untuk muncul dalam sekuelnya. Film kedua dengan sub-judul Across The Spider-Verse akan tayang sekitar awal Juni 2023 nanti, dan beberapa poster promosi menampilkan Spider-Man versi Toei ini meski belum mendapat sorotan besar.



Sumber

  • Marvel 616 Episode 1: Japanese Spider-Man @ Disney+
  • https://tamashiiweb.com/marvel/spider-man/toeitv/
  • http://web.archive.org/web/20101124053803/http://marvel.com/tv/show/128/japanese_spiderman
  • https://medium.com/@gcampbell_23488/gene-pelc-introduced-spider-man-to-japan-e38465803a51
  • https://ja.wikipedia.org/wiki/%E3%82%B9%E3%83%91%E3%82%A4%E3%83%80%E3%83%BC%E3%83%9E%E3%83%B3_(%E6%9D%B1%E6%98%A0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar