Kamis, 30 Januari 2020

20 Tahun Kamen Rider Kuuga


30 Januari 2000, Kamen Rider kembali mengudara di layar kaca sebagai serial televisi hampir 11 tahun sejak Black RX tamat. Kuuga secara resmi dihitung sebagai Kamen Rider era Heisei paling pertama, tanpa menghitung ketiga film Rider di awal tahun 90an (Shin, ZO, J) yang dikategorikan sebagai Showa Rider.


Latar Belakang

Sudah ada rencana untuk mengembalikan serial Kamen Rider sejak tahun 1996. Salah satu yang paling mendorong untuk kembalinya Rider adalah Shigenori Takatera, produser utama 3 judul Super Sentai berturut-turut yaitu Carranger, Megaranger, dan Gingaman. Takatera pertama kali terlibat di Rider sebagai asisten produser Black. Produser senior Takeyuki Suzuki, yang sudah menjadi produser Toei sejak 1975 hingga Magiranger di tahun 2005, turut terlibat dan mendukung Takatera sejak episode 13 Kuuga. Takatera turut mengajak Naruhisa Arakawa yang sudah kerja bersama untuk menulis beberapa episode Sentai diatas, dan Kuuga adalah pertama kalinya Arakawa menjadi penulis utama.

Shigenori Takatera memegang sofubi Zu-Badzu-Ba dan Kuuga.
Pada saat itu, Kamen Rider hanya diingat sebagai sebuah serial pahlawan yang ditonton semasa kecil, sudah menjadi masa lalu. Hingga pada tahun 1997, Sega menampilkan tokoh Segata Sanshiro yang mempromosikan konsol game Sega Saturn. Segata Sanshiro diperankan oleh Hiroshi Fujioka, pemeran Takeshi Hongo alias Kamen Rider paling pertama (Ichigou). Tokoh ini menjadi sangat populer di Jepang, dan Kamen Rider pun selalu disebut setiap ada topik yang membicarakan Fujioka.

Hiroshi Fujioka sebagai Segata Sanshiro pada sampul video game
Segata Sanshiro Shinken Yugi untuk Sega Saturn.
Tak hanya dari peran Fujioka, tapi juga beberapa produk Kamen Rider yang hadir pada waktu itu mengembalikan popularitasnya. Mulai dari hadiah dari mesin game di berbagai game center di Jepang. Lalu video game Kamen Rider yang rilis tahun 1998 di Playstation dan menampilkan para pemeran aslinya sebagai pengisi suara. Ada juga produk cemilan Kamen Rider Chips yang diproduksi ulang oleh Calbee berdasarkan produk yang sama dan populer di tahun 70an, dimana cemilan ini menjadi incaran anak-anak yang mengoleksi kartu bergambar dari serial aslinya.


Pra-produksi

Toei menargetkan Rider baru ini tayang di channel TBS pada pukul 6 sore di slot utama hari Sabtu. TBS lebih memilih menayangkan Ultraman, sehingga Rider baru ini jadi tayang di TV Asahi pada hari minggu pukul 8 pagi menggantikan Moero!! Robocon. Waktu tayang ini sebelumnya rutin menayangkan serial Metal Hero hingga berakhir di Robotack pada tahun 1998.

Sebuah artikel koran yang mengumumkan Kuuga untuk pertama kalinya pada tahun 1999,
tampil dalam grafis 3D dan disebut "Kamen Rider ke-15."
TV Asahi pada awalnya ragu untuk menayangkan Rider kembali karena takut produk ini dianggap kuno. Konsep pahlawan "kaizo ningen" (manusia termodifikasi) atau cyborg dijauhi karena sudah melekat dengan era Showa. Dunia medis sudah semakin maju dan operasi berupa transplantasi sudah semakin biasa dan tidak lagi hanya berupa cerita di fiksi ilmiah. Toei khawatir jika Rider baru ini menggunakan konsep kaizo ningen maka akan dibayangi oleh generasi sebelumnya. Tak hanya konsep itu yang dijauhi, tapi juga organisasi kejahatan yang berniat menguasai dunia dan pasukan rendahan yang biasanya dapat dikalahkan oleh Rider dengan mudah.

Ada berbagai proposal nama dan konsep sebelum Kuuga ditentukan. Pertama adalah Kamen Rider XV (dibaca Cross Vee) karena Rider baru ini dihitung sebagai yang ke-15 dimana saat itu Black dan Black RX dianggap satu. Kedua adalah Kamen Rider Kawakami yang memiliki lebih dari satu Rider. Kawakami memilih konsep yang berbeda, bertema detektif dan cerita ala "duo polisi" yang terinspirasi dari serial tengah malam Night Head yang penuh misteri. Karena kemudian ditetapkan sebagai serial dengan satu Rider, elemen pergantian wujud juga ditetapkan. Judul lainnya yang diajukan adalah Kamen Rider Gaia, tapi kemudian ditolak karena jadi terkesan bersaing dengan Ultraman Gaia yang mulai tayang tahun 1998.

Kenji Tominaga, suit actor Kuuga, juga memerankan Riku,
pengguna Kuuga jauh sebelum Yuusuke.
Takatera mengajukan Kamen Rider Guardian, dengan cerita pahlawan yang lebih jelas dan sudah sesuai ekspetasi orang ketika mendengar perusahaan yang membuatnya. Tapi kemudian hampir semuanya tidak jadi digunakan, dan tersisa tokoh Yuusuke yang tetap digunakan pada produk akhir. Ishimori Pro mengajukan Kamen Rider Otis, dengan premis film horor dan tragedi, tapi diminta untuk memikirkannya kembali. Judul tentatif lainnya adalah "Ohja" (raja) berdasarkan kanji ηŽ‹θ€… yang diajukan.

Takatera memiliki beragam ajuan Kamen Rider yang tak terhitung. Rencana awalnya adalah tokoh seperti Indiana Jones tapi perlu biaya tinggi, atau yang lainnya adalah tokoh setengah manusia setengah alien. Tapi ide-ide ini dianggap agak terlalu menjauhi citra Kamen Rider dan beliau memutuskan untuk menambahkan elemen baru dari yang sudah ada.

Takatera melihat kembali serial Kamen Rider pertama untuk inspirasi apakah Kamen Rider itu dan melihat orang yang selalu berada di samping sang pahlawan. Tokoh seperti Tobei Tachibana dan Kazuya Taki yang merupakan orang biasa tapi selalu membantu sang Rider. Dari sinilah hubungan rekan antara Yuusuke Godai dan Kaoru Ichijo ditetapkan.

Kuuga dan detektif Ichijo.
Kuuga menggunakan motif kumbang rusa karena lebih populer dibandingkan kumbang tanduk bagi anak-anak pada saat itu. Desain Kamen Rider Stronger juga menjadi referensi, dan Ichigou sebagai referensi pose. Mengenai pergantian wujud, sempat diajukan sepenuhnya berbeda satu sama lain seperti Black RX, tapi kemudian bagian kepala hanya berganti warna mata saja. Ultimate Form tidak didesain oleh Ishimori Pro, tapi oleh PLEX yang juga mendesain Grongi.

Nama Kuuga ditetapkan berdasarkan kanji η©Ίζˆ‘ (Kuga) yang berarti "jernih." Kuuga juga diambil dari kata kuwagata yang berarti kumbang rusa, yang juga menjadi motif Kuuga. Ide penggunaan nama dari kata kuwagata berasal dari Akira Onodera, putra Ishinomori sekaligus direktur Ishimori Pro.


Casting

Ketika casting untuk sang tokoh utama, sempat ada pola pikir yang kaku saat audisi dengan penampilan yang "berlebihan" seperti dialog "ini pasti ulah Golgom!" dari Kamen Rider Black, sehingga sulit mencari yang cocok memerankan Yuusuke. Lalu staf mendengar tentang Joe Odagiri, yang sebelumnya audisi untuk peran di Go Go V karena dipaksa oleh agensinya, dan akhirnya gagal karena dia menolak melakukan pose berubah karena malu. Odagiri tidak tertarik dengan tokusatsu apalagi tampil didalamnya. Staf justru tertarik dan menawarkan peran Yuusuke padanya. Odagiri berencana menolak, tapi Takatera berbicara padanya, "Ini bukan Kamen Rider yang itu, aku ingin melakukan sesuatu yang berbeda dan aku ingin kamu membantuku." Odagiri pun terbujuk karena kata-kata Takatera ini.

Odagiri dan Katsurayama di lokasi saat sedang tidak syuting.
Shingo Katsurayama tadinya akan mendapat peran Yuusuke Godai. Tapi setelah membaca skrip dia menjadi menyukai karakter Ichijo dan meminta agar dimasukkan ke peran tersebut.


Produksi

Kuuga tidak dianggap sebagai "generasi kedua" Rider, tapi "generasi baru." Banyak uji coba yang dilakukan agar Kuuga tidak jatuh dalam jebakan menjadi seperti segala serial tokusatsu pendahulunya. Mereka sangat ingin menekankan nuansa realisme dibandingkan tokusatsu yang biasanya menjauhi kenyataan. Jadi konsistensi sangatlah penting, dibuat Grongi yang memiliki bahasanya sendiri, Kuuga bekerja sama dengan polisi dan tidak lagi meneriakkan nama jurus menjadi elemen baru disini.
Sampul depan Kuuga Tokubetsu-hen (Bagian Khusus) yang menampilkan
versi gabungan dari episode 1 dan 2 dengan berbagai adegan tambahan.
Sangat penting untuk menekankan bahwa Kuuga itu bukanlah drama pahlawan, tapi drama umum yang menggambarkan masyarakat harus menerima pahlawan dan monster muncul di dunia mereka dan bagaimana ini mempengaruhi semua karakter dan masyarakat. Takatera mengatakan kalau beliau mendapat inspirasi dari serial televisi dengan gaya dokumenter seperti E.R. yang sedang populer di Jepang saat itu. Kuuga bisa dianggap sebagai sebuah dokumenter yang menggambarkan masa di mana kasus-kasus penampakan monster terjadi.

Syuting dilakukan dengan HDTV (HD1080 / 60i) dan disiarkan dengan ratio layar 16:9 yang belum umum pada saat itu. Meski syuting dengan HDTV, tapi penayangan utama masih menggunakan SDTV. Format rekaman berubah dari ADR dimana syuting dilakukan dahulu kemudian dilakukan dubbing terpisah, menjadi merekam video dan suara dialog pada waktu bersamaan. Staf di lokasi kurang familiar dengan teknik ini sehingga sempat ada penundaan. Terjadi keluhan oleh para kru kamera yang tidak bisa mengejar di minggu pertama syuting, sehingga dilakukan rapat dengan petinggi Toei untuk meminta kembali ke format ADR. Tapi staf di bagian rekaman yang mendengar itu memohon mereka untuk "menundukkan kepala," maksudnya menerima saja. Kemudian semuanya berkumpul untuk melanjutkan rekaman.

Sebagai penekanan agar lebih realistis, setiap kali ada adegan yang berpindah lokasi maka akan muncul teks yang menampilkan lokasi dan waktu. Bahkan dihitung juga jumlah waktunya sesuai jarak. Memang sulit, tapi untungnya dapat dilakukan.

Sempat ada laporan kalau adegan gereja terbakar di episode 2 memakan biaya besar sehingga biaya mengerjakan serial ini menjadi ketat. Takatera menampiknya, dan mengatakan kalau staf produksi mengijinkannya. Dia juga menginginkan Hidenori Ishida, yang saat itu pertama kali menjadi sutradara utama, menampilkan episode yang hebat. Soal biaya tinggi untuk gereja terbakar tadi juga agak berlebihan, dan Takatera menyatakan lokasi arkeologi di awal episode lebih mahal dari gereja. Set lokasi Kurogatake skalanya sebesar lokasi untuk film layar lebar, sehingga staf perlu membangun jembatan untuk memasuki gua, yang tidak diperlihatkan dalam episode.

Adegan kebakaran gereja di episode 2 yang ikonik.
Adegan aksi dengan menggunakan motor dilakukan oleh suit actor berbeda dari Kenji Tominaga, suit actor utama Kuuga. Takumi Narita, seorang atlit balap motor yang mengenakan kostum Kuuga khusus saat adegan aksi dengan mengendarai motor dimulai dari episode 4. Ini adalah pertama kalinya adegan aksi motor yang lebih ekstrim dilakukan lagi di Rider sejak terakhir kali Stronger, yang sempat terhenti karena ada kecelakaan. Episode 31 menampilkan Go-Badaa-Ba, Grongi pembalap motor dan kostumnya dikenakan oleh Ryo Narita, adik Takumi.

Kostum para Grongi cukup mahal, karena itulah adegan aksi agak dikurangi dan lebih banyak tampil dalam wujud manusia. Ada 2 versi kostum, yaitu untuk ditampilkan dari jarak dekat, dan untuk adegan aksi yang tidak apa-apa jika ada kerusakan. Karena serial ini akan ditayangkan secara HD, kualitas kostum dan makeup harus lebih baik dari sebelumnya.

Kostum Grongi terbuat dari bahan karet yang ketat ketika dikenakan oleh suit actor agar terhindar dari tekukan. Tapi karena itu suit actor perlu selalu melakukan fitting (pengepasan kostum) setiap ada kostum baru dibuat. Bahan seperti cawat digunakan pada sendi untuk bergerak, tapi cukup rawan tertekuk sehingga desain kostum perlu disesuaikan. Untuk menonjolkan kontras otot di tampilan interior dan eksterior, dilakukan lapisan cat yang ditumpuk kepada bahan lateks berwarna.


Gaya Penceritaan

Keterlibatan dengan kepolisian sangat penting dalam serial ini, dengan inspirasi dari Patlabor, Heisei Gamera, berbagai serial Ultra, dan Odoru Daisousasen. Para tokohnya bukan anggota organisasi pemerintahan yang memiliki keahlian khusus, tapi orang-orang yang bekerja di kepolisian, dokter, peneliti dan sebagainya. Mereka tidak punya kekuatan super, tapi menghadapi fenomena aneh ini dengan berani dan bertanggung jawab.

Zu-Gumun Ba, si Grongi laba-laba alias Makhluk Hidup Tak Teridentifikasi No. 1
di sebuah acara panggung.
Sebagai persiapan untuk menulis Kuuga, Naruhisa Arakawa mengontak kepolisian Saitama untuk konsultasi; "Kalau misalnya monster muncul, departemen mana yang akan mengurus ini?" Mereka menjawab, "Departemen pembunuhan mengurus tindak kriminal yang dilakukan oleh manusia, jadi mereka tidak bisa. Paling mungkin, bagian Binatang Liar dalam Biro Keamanan yang memiliki juridiksi." Tokoh Ichijo bertugas di Departemen Pertahanan Nagano dan kasus di episode pertama ditutupi sebagai serangan beruang.

Suku Grongi, antagonis dalam serial ini, tidak dibuat menjadi organisasi hierarki seperti Shocker dan sebagainya di era Showa. Ini karena saat itu belum terlalu lama sejak tragedi serangan gas sarin di bawah tanah Tokyo oleh kelompok pemujaan Aum Shinrikyo ada tahun 1995. Bagian produksi berusaha agar tidak mengingatkan penonton akan kejadian itu.


Mainan

Meski banyak melakukan perubahan, Kuuga sebagai tokusatsu tak akan lepas dari penjualan mainan. Sabuk sebagai alat perubah yang sudah menjadi mainan Rider sejak pertama, hadir dengan nama merek "Sonic Wave DX Henshin Belt." Mainan sabuk Rider dengan elektronik memang bukan pertama kali, tapi Arcle (nama sabuk Kuuga) dibuat agak berbeda. Selama ini pose berubah Rider hanya terjadi dalam konteks cerita saja, tidak dipikirkan bagaimana agar menyambung dengan mainan. Bagian pengembangan, bersama dengan sutradara Osamu Kaneda dan suit actor Kenji Tominaga, membuat pose berubah wujud yang menyertakan menekan tombol, sehingga pose dan "gimmick" mainan lebih menyatu.

DX Henshin Belt Arcle, dengan kemasan yang berbeda
dengan Heisei Rider kebanyakan.
Mainan senjata seperti Dragon Rod juga sangat menjual, bahkan kemudian dijual bagian tambahan "Rising Power Set" sesuai wujud Rising masing-masing bentuk Kuuga. Action figure "Souchaku Henshin," dimana bisa menampilkan wujud berbeda dengan mengganti bagiannya juga populer, tapi Bandai paling tidak menyangka soft vinyl (mainan bahan karet) Grongi juga sangat menjual meski tidak banyak artikulasi.


Pasca Tayang

Karena mengarah ke realita, muncul berbagai opini, dari latar dan penggambarannya yang lebih jelas dan radikal, maupun keluhan terutama dari para orangtua yang tetap ingin acara pahlawan yang murni untuk anak-anak. Sponsor juga mengeluhkan nama Kamen Rider tidak muncul sama sekali dan desain Grongi yang terlalu mendekati manusia. Sempat ada instruksi dari dalam Toei untuk merubah gaya cerita pada paruh kedua serial, tapi Takatera tidak pernah menyerah. Sistem produksi tetap konsisten berkat upaya produser Yumi Shimizu dari TV Asahi dan penulis Toshiki Inoue yang turut berpartisipasi.

Odagiri dan Takatera bertemu kembali pada tahun 2015 di acara
Kaiju Radio milik Takatera.
Golongan usia penonton Kuuga mencakup 2 golongan; anak-anak usia antara 4 sampai 12 tahun yang menjadi target penonton pada awalnya, dan pria dan wanita usia 30an. Kuuga memang dibuat juga dengan sudut pandang dewasa, agar tercipta "dua generasi ayah dan anak menonton bersama." Tapi kemudian banyak ibu yang menonton menemani anaknya, malah tertarik dengan aktor tampan seperti Odagiri. Hubungan Yuusuke dan Ichijo juga menarik perhatian para fujoshi. Fenomena ini kemudian disebut "Odagiri effect," dimana sebuah serial televisi menarik banyak pemirsa wanita berkat aktor pemeran utama yang tampan.

Pada tahun 2002, Kuuga mendapat Penghargaan Seiun ke-33 pada kategori presentasi dramatis terbaik. Ini adalah kedua kalinya tokusatsu mendapat Penghargaan Seiun setelah Ultraman Tiga di tahun 1998, dan pertama kalinya untuk Kamen Rider.


Menuju langit biru...

_________________________________
                                                                                 
Sumber:


  • https://ja.wikipedia.org/wiki/%E4%BB%AE%E9%9D%A2%E3%83%A9%E3%82%A4%E3%83%80%E3%83%BC%E3%82%AF%E3%82%A6%E3%82%AC
  • The History of Kamen Rider Kuuga - The Tokusatsu Network
  • http://greenflour5757.blog96.fc2.com/blog-entry-1154.html


1 komentar: