2 Juli 2005, serial Ultraman ke-19 ini memulai episode perdananya. Max mengembalikan latar cerita Nebula M78 dan para kaiju/monster dari era Showa.
Latar Belakang
Sebagai kontras dari Ultraman Nexus setahun sebelumnya yang bernuansa lebih berat, Max dibuat "kembali ke asal." Max berasal dari M78 juga seperti Ultraman pertama hingga Ultraman 80, tapi dunianya tidak berhubungan dengan Ultraman era Showa. Ini terjadi karena Shusuke Kaneko sebagai sutradara pilot tidak mengetahui detail latar serial sejak Ultraman Tiga dan menganggap "tentu saja Ultraman berasal dari Nebula M78."
Konferensi pers Max yang menampilkan para pemeran dan kaiju klasik. |
Produksi
Karena Nexus mengalami penghentian dari jadwal yang tadinya direncanakan, perencanaan judul kali ini dimulai dengan mendadak dalam kurun waktu setengah tahun. Nexus dulu disiapkan lebih dari setahun, tapi judul ini dipercepat menjadi Desember 2004 untuk ditayangkan Juli 2005, dengan proposal resmi diajukan pada Februari 2005. Jika biasanya pengumuman acara baru dilakukan 3 minggu sebelum tayang, kali ini sudah 8 minggu sebelumnya semasa penayangan Nexus.
Rencana awal penulis Yuji Kobayashi adalah menjadikan judul ini sekuel dari Ultraman pertama dengan latar waktu beberapa dekade setelahnya. Meski akhirnya tidak jadi, pemilihan Susumu Kurobe dan Hiroko Sakurai, dua pemeran dari Ultraman pertama, untuk ikut dalam proyek ini adalah hasil dari rencana tadi.
Konsep visual oleh PLEX. |
Sebelum Max mulai tayang, Tsuburaya mengadakan Kontes Kaiju Populer dan Kontes Desain Kaiju. Kontes Kaiju Populer dimenangkan oleh Gomora yang kemudian muncul di episode 21. Kontes Desain Kaiju dimenangkan oleh anak berusia 8 tahun yang mendesain Luganol, dan kemudian muncul di episode 28 dengan nama Luganogar.
Luganol dan Luganogar. |
Desain #1 - Max
Untuk pertama kalinya sejak Ultraman Leo, wajah Max menggunakan desain "Ultraseven Type" (mata sudut lancip) setelah seluruh Ultraman utama di era Heisei menggunakan "Ultraman Type" (mata sudut lengkung). Seven Type dipilih karena berbeda dengan beberapa judul terakhir dan juga karena Takeshi Yagi paling menyukai Seven. Desain terbagi menjadi dari pihak PLEX dan Tsuburaya.
Desain Max dari pihak PLEX memiliki beberapa ide:
Berbagai konsep Max oleh PLEX. |
- Mengajukan nama Ultraman Phoenix dan Ultraman Wing sebelum akhirnya Max direalisasi.
- Capsule Kaiju yang bisa berubah menjadi baju zirah untuk sang Ultraman.
- Slugger (pisau di kepala) yang bisa dibuka menyerupai burung yang membuka sayap.
- Salah satu desain kepalanya memperlihatkan sayap terbuka, yang jika dilihat dari depan agak mengingatkan dengan Ultraman Leo.
Dari pihak Tsuburaya, desain dilakukan oleh Hiroshi Maruyama yang sudah mendesain Ultraman sejak Tiga, dengan Shinsuke Kozai di bagian modeling. Mereka harus menyelesaikan desain dan modeling dalam kurun waktu satu bulan, jadi gambar desain lebih sedikit dari biasanya.
Beberapa desain awal Max oleh Hiroshi Maruyama. |
- Pada tahap desain, ada rencana untuk Maximum Sword (sebutan slugger milik Max) di kepalanya menjadi bagian terpisah seperti Seven, dan topeng versi Maximum Sword sedang dilepas turut dibuat. Tapi akhirnya Maximum Sword dibuat lebih kecil yang diluncurkan dari ujung atas kepala Max.
- Dulu selaput kecil pada mata topeng Seven Type (Seven, Taro, Leo) dibuat sebagai lubang intip agar suit actor bisa melihat, tapi pada Max itu hanya menjadi dekorasi.
- Karena memiliki Color Timer yang menyerupai paruh burung, ditambahkan bentuk lubang hidung burung pada cetakan. Color Timer dibuat dengan akrilik yang dicetak panas. Pemasangan LED secara internal seperti pada Nexus mengkonsumsi daya lebih sedikit, dan menggunakan baterai video yang diperkenalkan pada beberapa judul terakhir.
- Kostum untuk adegan close-up dan aksi dibuat dari purwarupa yang sama, dengan ditambah bantalan yang menyesuaikan dengan suit actor.
- Garis perak pada tubuh dilapisi cat baru yang disebut "Bond Gin" untuk menghindari retak yang terlihat pada kostum biasanya.
- Untuk menyembunyikan sendi antara lengan dan sarung tangan, dipasangkan bagian baru yang dibuat dari wet suit setebal 5mm, dan Max Spark berbahan kulit reflek ditempelkan.
Desain #2 - Xenon
Salah satu desain awal Xenon. |
- Ultraman Xenon didesain berdasarkan tokoh Melos dari manga "The Ultraman" karya Masato Uchiyama, yang memang Maruyama ingin masukkan.
- Nama tentatifnya adalah Zopher, dan akan tampil seperti Zoffy dalam serial Ultraman pertama.
- Pada draft awal, dibuat desain yang menyerupai Taro, Ultraman pertama, bahkan Triple Fighter.
- Desain kepala memiliki "cambang" yang terinspirasi dari Elvis Presley.
- Color Timer hasil modifikasi dari milik Ultraman Dyna.
- Hanya terdapat 1 buah kostum.
Desain #3 - DASH
Sword Fighter & Ax Fighter, proposal awal DASH Bird 1 & 2. |
- Base Titan, gedung yang menjadi markas DASH, menggunakan motif perisai. Pada proposal desain oleh PLEX, dipertimbangkan untuk bisa berubah menjadi kapal induk dengan sedikit mekanisme.
- DASH Bird 1 pada proposal awal PLEX bernama Sword Fighter dengan motif pedang.
- DASH Bird 2 pada proposal awal PLEX bernama Ax Fighter dengan motif kampak.
Casting & Karakter
Casting dan staf untuk paruh pertama serial sebagian besar berasal dari koneksi personal sutradara Kaneko.
- Ultraman Max diisi suarakan oleh Kazuya Nakai, yang lebih dikenal sebagai pengisi suara anime, tapi sempat mengisi suara Ultraseven pada Ultraman World Ultra Super Ranking di tahun 1996.
- Kaito Touma, manusia yang menjadi host untuk Max, diperankan oleh Sota Aoyama. Awalnya akan dinamakan Hayate jika melihat salah satu konsep seragam DASH.
Konsep seragam DASH dengan nama anggota di belakang. |
- Mizuki Koishikawa diperankan oleh Hitomi Hasebe. Awalnya akan diberi nama Akane, tapi tidak jadi karena sama dengan nama tokoh utama Godzilla vs Mechagodzilla tahun 2002.
- Kapten Shigeru Hijikata diperankan oleh Kai Shishido yang sebelumnya memerankan Hachiro Azuma di 8 Man dan bintang tamu Ultra Q Dark Fantasy episode 3. Meski tidak pernah disebutkan dalam cerita, Shishido merasa tokoh Hijikata adalah seorang ayah yang sudah bercerai dan memiliki putri, berdasarkan adegan dia memegang foto keluarga di episode 7.
- Kenjiro Koba diperankan oleh Nobuyuki Ogawa, yang sebelumnya memerankan dua Grongi belalang Go-Badaa-Ba dan Zu-Badzu-Ba di Kamen Rider Kuuga.
- Sean White diperankan oleh Sean Nichols, menjadikannya satu-satunya warga negara asing dalam DASH. Awalnya tokoh ini direncanakan sebagai orang Jepang bernama Tabata, tapi kemudian diganti saat Nichols terpilih. Nama depan tokohnya berasal dari nama depannya sendiri, dengan nama belakang White karena seorang warga kulit putih.
- Android Elly diperankan oleh Hikari Mitsushima. Tokoh Elly dibuat berdasarkan android Komachi dari Ultra Q Dark Fantasy episode 17 yang sutradarai oleh Takeshi Yagi. Elly memiliki "mode aktif" untuk memberi porsi tampil karena sudah banyak untuk Mizuki di episode 19. Koreografi mode aktif ini diatur oleh Mitsushima sendiri.
- Suit actor Max adalah Hideyoshi Iwata, yang sebelumnya juga mengenakan Nexus, dan kemudian masih menjadi suit actor semua Ultraman utama sampai sekarang kecuali Ginga.
- Suit actor Xenon adalah Samuel Kefi Abrikh, seorang stuntman asal Perancis yang di tahun yang sama juga terlibat dalam versi film Kamen Rider Hibiki sebagai Touki.
Hideyoshi Iwata dan Samuel Kefi Abrikh. |
- Susumu Kurobe (Shin Hayata/Ultraman) sebagai Kenzo Tomioka, jendral UDF dan supervisi DASH. Pada episode 31, beliau memegang gunting kebun sambil diacungkan ke atas, mereferensi adegan Hayata memegang Beta Capsule untuk berubah menjadi Ultraman.
- Hiroko Sakurai (Yuriko Edogawa di Ultra Q, Akiko Fuji di Ultraman) sebagai Yukari Yoshinaga yang bertugas menganalisa kaiju. Pada episode 29, diceritakan kalau Yoshinaga semasa muda adalah seorang aktris dalam serial televisi Unbalance. Unbalance adalah judul awal sebelum menjadi Ultra Q.
- Kohji Moritsugu (Dan Moroboshi/Ultraseven) sebagai Takeru Ozaki, teman lama Tomioka semasa muda di pasukan pertahanan. Muncul di episode 19.
- Kenji Sahara (Jun Manjoume di Ultra Q) sebagai Kenji Sahashi, aktor utama serial televisi Unbalance pada 40 tahun sebelumnya. Tokoh ini merupakan parodi dari dirinya sendiri yang memang memerankan tokoh utama Ultra Q. Muncul di episode 29.
- Ryu Manatsu (Gen Ootori/Leo) sebagai seorang polisi di episode 33 dan 34.
- Sandayuu Dokumamushi (Daisuke Arashi di Ultraman, Shigeru Furuhashi di Ultraseven) sebagai seorang satpam di episode 33.
Episode
Setelah Nexus yang menggunakan cerita bersambung terus di setiap episodenya, Max kembali menggunakan cerita di setiap episode yang berdiri sendiri meski ada beberapa episode yang dibagi menjadi dua bagian. Anggap setiap episode sebagai "mini movie" dengan gaya yang berbeda-beda berdasarkan sutradara dan penulis pada setiap episode.
Episode 11 "Ramalan Baradhi" versi tayang di TV menampilkan anak-anak bermain mainan Godzilla dan Gamera. Episode ini disutradarai oleh Kaneko yang memang pernah menyutradarai beberapa film kedua kaiju tadi. Kaneko sudah meminta ijin produser Shogo Toyama dari Toho dan pihak Kadokawa yang masing-masing merupakan pemilik dua kaiju tersebut, tapi saat syuting sudah dibuat agar nantinya adegan tadi dihilangkan pada versi DVD dengan alasan hak cipta.
Salah satu, atau tepatnya dua episode yang menjadi sorotan dalam Max adalah episode 15 "Keajaiban Planet Ketiga" dan episode 16 "Siapa Aku?" yang keduanya disutradarai dan ditulis oleh Takashi Miike. Kedua episode ini memiliki kontras satu sama lain, 15 lebih dramatis dan memiliki adegan kerusakan kota yang sudah serasa pertarungan terakhir, dan 16 sangat sarat dengan komedi terutama saat Max hilang ingatan dan banyak salah pose.
Ultraman Max dan IF dari episode 15. |
Ada juga episode yang seperti melampaui realitas dalam serial ini. Episode 22 "Mimpi Kupu-Kupu" menjadi meta fiksi yang menampilkan seorang penulis skenario serial Ultraman Max, dimana skrip tulisannya menentukan kemenangan Max melawan kaiju. Episode 24 "Kota Yang Tidak Ditargetkan" merupakan sekuel dari Ultraseven Episode 8 "Kota Yang Ditargetkan," lengkap dengan kembalinya Alien Metron dan beberapa referensi adegan aslinya. Meski Max dipastikan mengambil latar dunia yang berbeda dari era Showa, Yuji Kobayashi mengatakan episode ini adalah pengecualian.
Pasca Tayang
Kisah Max selesai pada episode 39 "Berpeganglah! Masa Depan," tapi tayang satu episode lagi seminggu setelahnya pada 1 April 2006 dengan judul "Special Finale -Menuju Masa Depan Ultra-" Episode ini lebih sebagai rekap yang membahas para kaiju dan alien sepanjang serial ini. Setelah ini kisah Max benar-benar selesai, untuk pertama kalinya Ultraman era Heisei tanpa versi film layar lebar.
Kemunculan Max berikutnya hanya menjadi tokoh pendukung untuk film-film Ultraman penerusnya, sampai pada Ultraman X episode 8 "X Yang Ditargetkan" menampilkan kembali Sota Aoyama sebagai Kaito Touma 10 tahun sejak Max pertama tayang. Kaito disini adalah Max yang meminjam rupa Kaito dan turut membantu X melawan Zetton dan Alien Sran Quila.
Sumber:
- https://ja.wikipedia.org/wiki/%E3%82%A6%E3%83%AB%E3%83%88%E3%83%A9%E3%83%9E%E3%83%B3%E3%83%9E%E3%83%83%E3%82%AF%E3%82%B9
- "Ultraman Max: Max! Max! Max! Kaiju Daigaho" departemen editorial Uchusen, supervisi oleh Tsuburaya Productions, Asahi Sonorama < Fantastic Collection >, 30 Oktober 2006. ISBN 4-257-03735-0
- https://twitter.com/TomConstantines/status/1253143552298586118
- https://ultra-facts.tumblr.com/post/185117686004/todays-ultra-trivia-ultraman-max-vol-5-dvd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar